COGAT, otoritas Israel yang menjalankan urusan sipil di wilayah Palestina yang diduduki, mengatakan Palestina telah meminta untuk dikirim 1.000 dosis vaksin ke Gaza tetapi "permintaan ini menunggu keputusan politik."
Sumber-sumber Israel mengatakan kepada AFP dalam beberapa hari terakhir bahwa pengiriman itu bukan tindakan administratif sederhana di bawah lingkup COGAT, melainkan keputusan politik yang mungkin terkait dengan pembicaraan antara Hamas dan Israel.
Kedua belah pihak telah berperang tiga kali sejak 2008, dan Israel telah menuntut pembebasan dua sandera Israel yang dilaporkan masih di Gaza serta sisa-sisa dua tentara yang tewas dalam perang terakhir, pada 2014.
Sebelumnya Senin, Palestina mengatakan telah menunda peluncuran kampanye vaksinasi di Tepi Barat karena penundaan pengiriman.
Dikatakan, pihaknya mengantisipasi pengiriman pada pertengahan bulan ini, memungkinkannya untuk mulai memvaksinasi masyarakat umum di Tepi Barat yang diduduki sambil berbagi dengan Hamas.
"Ada penundaan dalam kedatangan vaksin," kata Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menjelang pertemuan kabinet mingguan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dia mengatakan peluncuran vaksinasi untuk masyarakat umum akan diumumkan "di lain waktu", ketika persediaan yang cukup tiba.
Palestina mengharapkan sekitar dua juta dosis yang dipesan dari berbagai produsen, selain vaksin dari program Covax yang didukung PBB, yang disiapkan untuk membantu negara-negara miskin mendapatkan vaksin.
Mereka mulai memvaksinasi pekerja perawatan kesehatan garis depan awal bulan ini dengan pengadaan awal 10.000 dosis vaksin Sputnik V, serta beberapa ribu dosis produk Moderna melalui Israel.
(*)