Gridhot.ID - Protes anti-kudeta Myanmar masih terus berlanjut hingga kini, bahkan ketegangan makin meningkat.
Melansir dari Gridhot.ID, militer Myanmar makin keras menindak massa dengan tanpa segan langsung menargetkan tembakan ke pengunjuk rasa.
Akibatnya, aksi protes tersebut telah menelan korban jiwa.
Jika tak mau negara itu semakin semrawut, maka junta militer diharap mundur.
Namun apabila keras kepala, intervensi PBB bisa dilakukan untuk menggebuk junta militer Myanmar.
Pemerintah Singapura, Kamis (4/3/2021), meminta warga negaranya yang ada di Myanmar untuk mempertimbangkan keluar dari negara itu selagi masih memungkinkan.
Permintaan Pemerintah Singapura itu menyusul bentrokan yang meningkat pesat antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan Myanmar dan jumlah korban sipil yang melonjak.
"Warga Singapura yang memilih untuk tetap tinggal di Myanmar sangat disarankan untuk tetap berada di dalam rumah, sejauh mungkin dan menghindari perjalanan yang tidak perlu, khususnya ke daerah di mana protes sedang terjadi," ujar mereka.
"Warga Singapura diingatkan untuk tetap waspada dan memantau berita lokal dengan cermat," tambah Kementerian Luar Negeri Singapura.
Kementerian Luar Negeri Singapura menambahkan, warga Singapura di Myanmar diminta untuk melakukan eRegister di situs web Kementerian Luar Negeri Singapura, sehingga mereka dapat dihubungi jika diperlukan.
Karena evakuasi darurat bisa sewaktu-waktu terjadi.(*)