“Kami sedih, sampai meneteskan air mata. Musala ini tidak terawat, terlantar nyaris tidak dipakai. Lantai kumuh dan kotor, pintu-pintu sudah lepas, bagian atap lapuk bocor. WC dan tempat berwudu sudah runtuh. Tidak ada penerangan listrik, tidak ada sumber air. Tidak ada yang merawatnya Padahal musala ini dulu dibangun didedikasikan untuk almarhumah Nike Ardilla ,” kata Angel.
Setelah sempat istirahat, selepas Isya pada Kamis (18/3) malam, Angel dan tujuh rekan serombongannya itu berziarah ke makam Nike Ardilla. Berdoa bersama dipimpin oleh warga setempat.
Setelah berdoa bersama di makam Nike Ardilla, Angel bersama rekannya, Roni, Irsyad, Opung, Amelia, Nafsi, Murni, dan Anita kembali ke musala Nurul Ardillah yang berada di tengah kesunyian komplek pamakaman umum Cidudu tersebut.
Bahkan Angel dan kawan-kawan menginap di musala yang tak terawat dan terlantar tersebut. Mereka dapat pinjaman kasur dan bantal dari warga.
“Alhamdulillah tidak takut, sampai pukul 02.00 dinihari tadi malam kami masih ngobrol-ngobrol. Bayangkan ini kan musala ini di tengah komplek pemakaman,” ujar Angel.
Mereka melakukan semuanya itu karena kecintaan kepada, idola mereka Nike Ardilla.
Menurut Angel, memang sudah banyak para penggemar yang datang dan pergi.
“Kata warga kemarin (Kamis) siang ada Nissa Sabyan datang berziarah ke makam almarhumah Nike Ardilla. Tapi kami belum dapat bukti informasinya yang pasti,” katanya.
Kata Angel, memang setiap tangal 19 Maret banyak penggemar yang datang berziarah ke Makam Nike Ardilla.
“Tapi kami berniat, kami hadir kali ini tidak hanya sekedar berziarah setelah itu pulang. Kami ingin kehadiran kami lebih berarti,” ujar Angel.