Belajar dari kegagalannya masuk Akmil, Alka rajin olahraga terutama untuk menurunkan berat badannya. Juga melakukan persiapan yang lain.
"Saya tidak ingin mengecewakan ayah dan ibu, sehingga saya belajar dan berlatih lebih keras lagi. Pada tahun 2017 setelah melewati semua tahapan tes, alhamdulillah saya dinyatakan lulus dan lolos masuk Akmil," ujar Alka sambil tersenyum mengenang perjuangannya empat tahun lalu.
Setelah Alka menyampaikan testimoni Dr Aqua mengatakan banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang dapat diambil hikmahnya dari Alka. Di antaranya tidak ada jaminan anak seorang jenderal diterima masuk Akmil. Semuanya tergantung kemampuan dan perjuangan setiap individu.
"Sewaktu Alka ikut seleksi masuk Akmil, ayahnya menjabat sebagai Pangdam XVI/Pattimura yang berkedudukan di Ambon, Maluku. Waktu itu mungkin ada orang yang mengira Alka bakal lulus masuk Akmil karena ayahnya seorang Pangdam. Kenyataannya Alka tidak lulus," tegas Dr Aqua.
Selain itu, lanjut penulis buku Trilogi The Power of Silaturahim yang berjudul "Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)" serta "Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama" tersebut, Alka menunjukkan kualitas dirinya yang pantang menyerah. Meski seleksi pertama masuk Akmil gagal, namun tidak patah semangat.
"Kegagalan masuk Akmil dijadikan penyemangat buat persiapan yang lebih baik untuk tes yang kedua. Alhamdulillah atas ijin Tuhan Alka akhirnya dinyatakan lulus dan lolos ikut pendidikan di Akmil," kata Dr Aqua.
Sebagai catatan, dikutip Gridhot dari Kompas.com, syarat untuk bisa masuk Akmil sangat-sangat sulit.
Selain Kesehatan raga, mental para calon prajurit juga diawasi agar tak menyimpang dari ideologi negara nantinya.
(*)