GridHot.ID - Stop Asian Hate terus dikampanyekan.
Bahkan, tagar #StopAsianHate sempat menduduki posisi teratas trending topis Twitter Indonesia pada Rabu (17/3/2021).
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, tagar tersebut digunakan warganet untuk menyuarakan penolakan terhadap tindakan rasialisme yang diterima oleh warga keturunan Asia yang tiggal di Amerika Serikat.
Seorang diaspora Indonesia berusia 40 tahun yang menetap di Philadelpia, Robert Cratius mengatakan saat ini orang-orang harus lebih waspada.
Bukan karena pandemi yang sudah menelan lebih dari 550.000 korban jiwa, tetapi karena virus lain yang lebih berbahaya, yaitu virus sentimen terhadap warga Asia.
"Kalau dibanding sebelum Covid-19, saya merasa harus lebih waspada," ujar Robert ketika diwawancarai VOA, Jumat (19/3/2021) lalu, dikutip dari Kompas.com.
Butet Luhcandradini, yang sudah 12 tahun tinggal di Amerika dan kini menetap di Silver Spring, Maryland, juga merasakan hal yang sama.
Butet mengaku pada dasarnya ia penakut dan sering khawatir jika mendengar insiden penembakan massal.
"Tapi sekarang jadi lebih menghindar lagi jalan sendiri malam-malam... atau pulang dari Metro (kereta api) ke parkiran jadi agak takut-takut," ujarnya.
"Dulu yang meresahkan kalau ketemu tunawisma yang kumat. Sekarang lebih takut lagi karena persentase orang yang kena aksi kekerasan naik. Bukan hanya dari tunawisma," tambahnya.