Dia menerangkan, dari stok CBP, sekitar 400.000 ton beras berpotensi turun mutu. Beras ini berdasarkan pengadaan dalam negeri tahun 2018-2019 dan yang berasal dari importasi tahun 2019.
Karenanya terdapat 500.000 ton beras yang layak konsumsi, atau sekitar 20% dari kebutuhan beras setiap bulan yang sekitar 2,5 juta ton.
Meski begitu, dari data Kemendag pada Februari 2021, stok beras yang ada di tempat lain seperti penggilingan padi sebesar 1 juta ton, di lumbung pangan masyarakat ada 6.300 ton, stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sekitar 30.600 ton, di Horeka sekitar 260.200 ton dan di rumah tangga sekitar 3,2 juta ton.
Sementara itu, bila melihat proyeksi BPS di tahun ini, luas panen padi dari Januari hingga April 2021 mencapai 4,86 juta hektar dan diperkirakan produksi beras pada Januari-April 2021 sebesar 14,54 juta ton. Jumlah ini meningkat sekitar 26,84% dari periode sama tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan dari data pasokan beras ke PIBC dapat dilihat bahwa saat ini tengah terjadi panen dan tidak ada indikasi kelangkaan, Pasalnya, pasokan beras ke PIBC masih relatif di atas pasokan normal.
"Normalnya beras di Jabodetabek [PIBC] 3.000 ton per hari. kalau beras masuk 2.000 ton per hari, mereka mulai gelisah, otomatis harga pasar naik. Kalau 1.000 ton sudah pasti mengalami kelangkaan. nah saat ini pasokan di PIBC masih normal, cenderung berlebih 3.300-3.500 ton," ujarnya.
(*)