Gridhot.ID - China kini sedang dibully habis-habisan oleh negara barat.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pasalnya negara tersebut diduga melakukan kerja paksa di pertanian kapas yang hasil produknya digunakan banyak brand besar dunia.
Salah satu brand yang sudah mengambil sikap dan kini harus menerima konsekuensinya adalah H&M.
Pertitel fesyen asal Swedia H&M menghilang dari pencarian internet China pasca selebritis di negara itu memutuskan kontrak kerja sama dengan merek tersebut.
Dikutip Gridhot dari Kontan, ini merupakan buntut atas pernyataan yang dibuat H&M tidak lagi menggunakan kapas yang diproduksi di Xinjiang sebagai sikap atas dugaan kerja paksa kelompok Uighur di pabrik kapas yang ada di sana.
Hasil penelusuran untuk H&M di aplikasi pemesanan kendaraan Didi Chuxing untuk semua kota besar di China sudah tidak ditemukan sejak Jumat (26/3). Raksasa e-commerce China Alibaba Group Holding Ltd, aplikasi belanja Meituan dan aplikasi peta untuk mesin pencari Baidu Inc juga telah menghapus pengecer Swedia dalam listing mereka.
Dalam beberapa bulan terakhir, merek asing lainnya seperti Nike, adidas, dan Burberry Group juga menjadi bulan-bulanan rakyat China di media sosial karena mengeluarkan pernyataan serupa. Gerakan pemboikotan terhadap produk dari merek-merek tersebut juga mulai meluas.
Gerakan boikot terhadap produk H&M dipicu dari unggahan ulang Liga Pemuda Partai Komunis di Weibo pada 24 Maret 2021 atas pernyataan yang dirilis H&M pada September 2020 tentang keputusan mereka berhenti membeli kapas dari petani di Xinjiang setelah mendapati laporan adanya kerja paksa.
Serangan Pemuda Partai Komunis yang berkuasa terhadap H&M menyusul keputusan Uni Eropa mengikuti langkah Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada menjatuhkan sanksi kepada pejabat China yang disalahkan atas pelanggaran di Xinjiang.
Namun, Bagian Hak Asasi Manusia di situs H&M hmgroup.com pada hari Jumat tidak lagi memuat tautan ke pernyataan tahun 2020 di Xinjiang.