Lebih lanjut, Cucum menceritakan bahwa pihaknya telah menempati kantor desa darurat itu selama kurun waktu dua bulan.
Terkait alasan tidak menempati kantor desa yang lama, Cucum hanya berbicara bahwa kantor desa yang lama merupakan milik perorangan.
"Kantor desa darurat ini sengaja dibuat untuk tetap melayani masyarakat sepenuhnya. Kecamatan kan sudah tahu sendiri, sudah mengetahui keadaan saya digugat agar tidak menempati kantor desa yang lama karena itu milik hak keluarga. Jadi saya sadar sendiri untuk membuka kantor darurat di rumah saya yang kecil ini," jelasnya.
Cucum mengaku mengalami banyak kendala ketika menempati kantor desa darurat yang didirikan di rumah pribadinya.
Sebab, menurut Cucum berkas-berkas di kantor desa yang lama banyak yang hilang. Padahal menurutnya, arsip lama itu sangat penting untuk menopang atau menjalankan roda pemerintahan yang baru.
"8 Februari sudah sekitar satu bulan setengah. Kendalanya banyak ya. Data-data yang ada di kantor desa itu hilang dimusnahkan. Jadi saya ibarat di dalam kegelapan, kocar-kacir mencari sana ke sini terkait data ingin bikin ini bikin itu supaya melayani masyarakat," bebernya.
Sementara itu, dalam menjalankan kepemimpinan, Cucum dikagetkan dengan mundurnya perangkat desa secara massal.
Dengan demikian, Cucum langsung mengambil langkah membuka recruitment dengan tahapan seleksi yang ketat.
Source | : | Wartakotalive.com,TribunnewsBogor.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar