Ibunda Lukman seorang diri berjuang membesarkan kedua anaknya, dengan membuka sebuah warung kelontong.
Dengan hasil keringatnya, ia kemudian berhasil memasukkan Lukman ke sebuah universitas.
Namun siapa sangka, seolah melupakan jasa sang ibu, Lukman tiba-tiba memilih berhenti kuliah.
"Dia kuliah dekat sini, saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti, bahkan saya kasihan sama ibunya, karena tidak mau dilarang," jelasnya.
Hari demi hari, sikap dan sifat Lukman mulai berubah.
"Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga di sini. Dulu memang pendiam, tapi masih mau kumpul," lanjutnya.
Setelah berhenti kuliah, tidak lama kemudian Lukman dikabarkan sudah menikah dengan seorang wanita berinisial, YSF.
"Tiba-tiba menikah, tidak tahu orang mana itu (istrinya), kami tidak tahu karena tidak menikah lewat pemerintah," katanya.
Tak ingat surga ada di telapak kaki ibu, Lukman sering kali menegur keras ibunya, jika melakukan ritual adat, seperti barasanji.
"Dia selalu tegur orang tuanya kalau barazanji, katanya bid'ah, tidak boleh. Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.
Source | : | TribunJakarta.com,TribunJateng.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar