Gridhot.ID– Baru-baru ini publik dihebohkan dengan kejadian yang terjadi di Mabes Polri.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, baru saja terjadi penyerangan di Mabes Polri oleh seorang wanita terduga teroris di Jakarta Selatan pada Rabu (31/3/2021) sore.
Banyak orang langsung menyoroti kejadian mengejutkan ini.
Seorang saksi menyebut terduga teroris yang terlibat baku tembak di Mabes Polri, Jakarta Selatan datang menggunakan mobil minibus silver, Rabu (31/3/2021) sore.
Ari (27), saksi mata, melihat ada 2 terduga teroris yang masuk ke Mabes Polri.
Usai dilakukan penyelidikan,pelaku dikatakan berasal dari generasi milenial.
Menurut Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, ZA merupakan warga Kelapa Dua, Ciracas, Jakarta Timur.
Kepastian ini diperkuat berdasarkan teknologi pengenal muka atau face recognition dan pemeriksaan sidik jari.
"ZA ini mantan mahasiswa di salah satu kampus, drop out di semester lima," kata Kapolri dalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu malam.
1. Lone wolf
Kapolri Listyo Sigit menjelaskan bahwa ZA beraksi seorang diri. Aksi teror seperti ini kerap dikenal sebagai lone wolf.
Sigit juga menjelaskan bahwa ZA dipengaruhi ideologi radikal dari kelompok teror ISIS.
"Dari hasil profiling pada yang bersangkutan, maka yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku, lone wolf, yang berideologi radikal ISIS. Hal itu dibuktikan dengan posting-an yang bersangkutan di media sosial," ucap Listyo Sigit.
2. Unggah foto bendera ISIS
Kapolri menjelaskan, pengaruh ideologi ISIS ini terlihat berdasarkan unggahan ZA di media sosial.
Pelaku teror dari generasi milenial ini juga diketahui mengunggah foto bendera ISIS sebelum melakukan aksi teror.
"Yang bersangkutan memiliki Instagram yang baru dibuat atau di-posting 21 jam yang lalu, di mana di dalamnya ada bendera ISIS," ujar Sigit.
"Ada tulisan masalah bagaimana perjuangan jihad," kata dia.
3. Pamit di grup WhatsApp
ZA juga diketahui bersikap janggal sebelum melakukan aksi terornya yang dilakukan seorang diri itu.
Dia sempat pamit di grup WhatsApp berisi anggota keluarga, bahkan meninggalkan surat wasiat di rumah.
"Kami temukan saat penggeledahan di rumahnya surat wasiat dan ada kata-kata di WhatsApp grup keluarga bahwa yang bersangkutan pamit," ucap Sigit.
Saat melakukan aksinya, ZA diketahui sempat melepaskan tembakan ke sejumlah polisi yang berjaga di dalam Mabes Polri.
ZA bahkan melepaskan tembakan hingga enam kali. Polisi lalu melumpuhkan pelaku yang berinisial ZA itu dengan menembak dari jarak jauh.
ZA pun seketika roboh saat peluru bersarang di badannya. Ia tewas seketika di tempat.
Sigit mengatakan, tindakan melumpuhkan dengan menembak mati ZA dilakukan sesuai prosedur yang terukur.
Adapun jenazah ZA telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diotopsi.
Polisi juga menggeledah rumah ZA di Ciracas, Jakarta Timur, untuk mendalami kasus tersebut. (*)