Ia mengatakan, bebantai kali ini hanya memotong 13 ekor kerbau.
Sebab, perekonomian warga sedang turun akibat pandemi yang terjadi sejak setahun terakhir.
Tradisi bebantai, menurut Ikhsan, dihadiri pemuka agama, pemuka adat dan tokoh masyarakat yang berpusat di balai, sebidang tanah kosong di belakang pasar.
"Setiap tahun sama.
"Tradisi bebantai dilakukan di balai atau dulu disebut pondok pekan puaso," kata Ikhsan.
Setelah kerbau disembelih dan didoakan, daging diolah secara bergotong royong, kemudian dibagikan ke warga.
Dilansir Intisari dari Jurnal Kontekstualita Vol 29 No 1 Tahun 2014, Al Husni dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Maulana Qori Bangko menuturkan, bebantai adalah kegiatan memotong kerbau atau sapi dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Hampir seluruh desa yang ada di Kabupaten Merangin melaksanakan tradisi bebantai ini.
Bebantai jadi cara masyarakat untuk senantiasa bersyukur terhadap nikmat dari Allah dan melaksanakan puasa sebulan penuh selama Ramadhan.