Gridhot.ID - Kini Indonesia sedang berusaha penuh untuk bisa menemukan KRI Nanggala 402 yang dilaporkan hilang kontak.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kapal selam tersebut diketahui hilang kontak setelah melakukan penyelaman pada sekitar pukul 03.46.
Setelah dilaporkan menghilang, sempat ada laporan penemuan minyak dan batu bara di sekitar tempat kapal tersebut hilang kontak.
Baca Juga: Disinggung Rencana Tes DNA Terhadap Anak Pertama Nadya Mustika, Rizki DA: Susah Menjelaskan
Kini tawaran bantuan dalam rangka proses pencarian KRI Nanggala 402 terus berdatangan dari sejumlah negara sahabat.
Dikutip Gridot dari Tribunnews, setidaknya ada lebih dari 9 negara yang sudah memberikan penawaran untuk mencari keberadaan kapal selam berjuluk monster laut itu.
Sebut saja mulai dari Singapura, Malaysia, Amerika, Jerman, Perancis, Turki, India, Rusia, Australia dan negara lain.
Hal itu disampaikan Kapuspen TNI, Mayjen Achmad Riad, dalam press conference di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021) siang.
"Ada penawaran bantuan dari negara sahabat, yang pertama dari Singapura berupa kapal Swift Rescue atau penyelamat kapal selam diperkirakan akan tiba di lokasi pada tanggal 24 April, kemudian Malaysia juga menawarkan kapal rescue Mega Bakti akan tiba pada tanggal 26 April," kata Riad.
Ia menambahkan, selain dua negara sahabat itu, masih ada negara-negara lain yang juga menawarkan bantuan dalam pencarian KRI Nanggala-402.
Terkait hal tawaran bantuan ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi.
Posko crisis center sebagai pusat pelayanan informasi dari hilang kontaknya Kapal Selam KRI Nanggala-402 akan didirikan di dua lokasi berbeda.
"Sebagai posko crisis center itu direncanakan akan dibuka di Mako Armada II Surabaya dan juga direncanakan akan dibuka di Lanal Banyuwangi. Beberapa peralatan-peralatan pendukung seperti ambulans, hyperbaric chamber juga kita siapkan."
"Kita akan kerahkan semua sumber daya yang ada dan semua peralatan yang ada, Indonesia punya peralatan canggih yang ada di KRI Rigel dibantu juga KRI Wisnu yang akan membawa peralatan yang mendeteksi bawah laut sampai 600 meter," imbuh Riad.
(*)