Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Rahimnya Terus-terusan Alami Pendarahan Pasca Ledakan Kilang Minyak Balongan, Ibu Hamil di Indramayu Ini Sempat Ditolak Saat Berobat: Katanya Itu Risiko Sendiri

Desy Kurniasari - Sabtu, 24 April 2021 | 05:42
Mutia (21), ibu hamil di Kabupaten Indramayu yang terus mengalami pendarahan pasca meledaknya kilang Balongan
tribuncirebon

Mutia (21), ibu hamil di Kabupaten Indramayu yang terus mengalami pendarahan pasca meledaknya kilang Balongan

GridHot.ID - Kebakaran kilang minyak PT Pertamina RU VI yang berada di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat beberapa waktu lalu meninggalkan rasa sakit bagi seorang ibu hamil.

Seperti diketahui, melansir Kompas TV, kilang minyak PT Pertamina RU VI yang berada di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terbakar pada Senin dini hari (29/3/2021), seperti dilansir Antara.

Menurut penuturan seorang warga kepada Antara, api yang membumbung tinggi sampai terlihat hingga jarak lima kilometer. Suara keras yang diduga ledakan dari kilang minyak Pertamina tersebut juga terdengar.

Baca Juga: Dikagetkan Suara Bising Seperti Jet di Tengah Panen, Warga Indramayu Dihebohkan Kemunculan Semburan Gas dan Kobaran Api di Tengah Sawah: Takut Terjadi Seperti di Balongan

Sementara itu, dilansir dari TribunJabar.id, Mutia (21), ibu hamil di Kabupaten Indramayu ini hanya pasrah merasakan sakit pada rahimnya yang terus mengalami pendarahan.

Pendarahan itu ia dapat pasca-meledaknya Tangki T-301 di areal Kilang Minyak PT Pertamina RU VI Balongan Indramayu pada Senin (29/3/2021) dini hari lalu.

Mutia mengatakan, walau sangat khawatir dengan kondisi anak keduanya yang masih berusia 3 bulan kandungan itu, akan tetapi tidak banyak yang bisa ia lakukan karena karena terkendala biaya berobat.

Baca Juga: Baru Saja Dilewatinya, Lucky Hakim Sempat Mengira Suara Ledakan Kebakaran Kilang Balongan Sambaran Petir: Jendela, Pintu, Rumah, Semua Bergetar

"Sudah habis Rp 500 ribu, itu juga uang dapat minjam dari saudara, sedang tidak punya uang," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediamannya di Blok Balongan Dua RT 4 RW 2, Desa/Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Kamis (22/4/2021).

Mutia menceritakan, saat ini ia masih sangat bergantung pada obat agar rahimnya tidak mengalami pendarahan. Namun, obat itu sudah seminggu ini tidak Mutia minum.

Ia sudah kehabisan stok dan tidak mampu membeli lagi karena harganya mahal. Per satu butir obatnya ia harus membeli seharga Rp 15 ribu, sedangkan dalam satu hari Mutia harus meminum obat tersebut sebanyak 2 kali.

Suaminya, Jaelani (25) yang diketahui bekerja sebagai buruh serabutan tidak memiliki uang, ia sekarang ini tengah menganggur karena belum ada pekerjaan.

Source :Kompas TVTribunJabar.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x