"Ya karena sudah gak minum obat kerasa nya suka keram perutnya, sakit terus tiba-tiba keluar darah, apalagi kalau malam," ujarnya.
Sebelumnya, Mutia menceritakan, pasca-ledakan itu sempat mendapat informasi adanya posko kesehatan gratis di Balai Desa.
Dengan diantar suaminya, Mutia datang dengan harapan bisa memeriksakan kandungan. Namun, setibanya di posko, ia justru ditolak oleh petugas kesehatan di sana.
Dengan alasan, posko kesehatan tersebut hanya diperuntukan bagi warga terdampak ledakan dengan gejala batuk dan pilek.
Petugas kesehatan itu pun lalu meminta Mutia pulang dan menyarankannya berobat bidan atau dokter kandungan.
"Katanya tuh, itu mah risiko sendiri. Dia bilangnya sambil mainan HP. Padahal kan tadinya juga gak kenapa-napa. Sehat, janin sehat, semuanya sehat. Pas ledakan saja jadi keluar darah," ujarnya.
Dalam hal ini, pihak PT Pertamina pun diketahui juga sudah melihat langsung kondisi Mutia dan meminta petugas kesehatan dari Puskesmas mengecek keadaannya.
Hanya saja, petugas puskesmas itu menyarankan Mutia melakukan pemeriksaan ke bidan, lalu bidan tersebut justru kembali menyarankannya untuk pemeriksaan di rumah sakit dengan menggunakan kartu KIS.
Mutia berharap, baik Pertamina maupun pemerintah daerah bisa merespon kondisi yang ia alami demi keselamatan janin yang kini tengah dikandungnya.