Gridhot.ID - Anak driver ojol berinisal NFP (8) tewassetelah makan sate lontong beracun, Minggu (25/4/2021).
Siswa SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul, Yogyakarta itu meninggalusaimenyantap sate pemberian orang tak dikenal yang diterima ayahnya Bandiman (36).
Minggu sore, sebelum tragediitu terjadi, NFP masih mengikuti kegiatan pengajian di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.
Magrib, Bandiman pulang membawa makanan berupa sate, tetapi setelah dimakan bersama-sama, sang ibu dan NFP muntah-muntah seperti keracunan.
Bandiman masih terlihat syok menghadapi kenyataan pahit yang menimpa keluarganya, terutama sang anak.
Meski demikian, pria yang akrab disapa Bandi itu bisa menjelaskan kronologi kejadian yang merenggut nyawa putranya.
Semua bermula ketika ia habis istirahat dan menunaikan salat asar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta,Minggu (25/4/2021).
Bandi tiba-tiba dihampiri seorang perempuan dan dimintai tolong untuk mengantarkan paket sate ke daerah Kapanewon Kasihan, Bantul.
Dari pengakuannya, perempuan itu berciri-ciri masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm dan mengenakan hijab dan baju warna krem.
"Iya minta tolong untuk mengantarkan paket ke rumah Pak Tomy di Kasihan. Saya bilang pakai aplikasi saja. Mbaknya beralasan nggak punya aplikasi ojol," jelas Bandi.
Saat itu juga, Bandi bergegas menuju rumah Pak Tomy, penerima paket yang berlokasi di daerah Kapanewon Kasihan.
"Perempuan tersebut berpesan, pengirim paket makanan sate atas nama Pak Hamid," ungkap Bandi.
Sesampai di rumah tujuan, Bandi menelepon nomor Tomy yang diberikan oleh perempuan pengirim paket.
Telepon Bandi pun direspons oleh Tomy.
Namun, terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, paket sudah sampai dan sesuai alamat, tapi kenapa tidak diterima? Bapaknya bilang 'Sudah, dibawa kamu saja buat buka puasa'," terang Bandi.
Setelah pemilik rumah enggan menerima paket misterius itu, Bandi kemudian pulang menuju rumah.
Ia membawa serta paket makanan sate kiriman seorang perempuan dan ditolak oleh si penerima itu.
Setiba Bandi di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan kedua anaknya membuka paket sate tersebut.
Bandi beserta istri dan kedua anaknya kemudian memakannya bersama-sama.
Tak lama berselang, NFP yang makan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.
"Pas saya makan nggak apa-apa. Ternyata, racunnya ditaruh di bumbu. Anak saya bilang bumbunya pahit. Ia lalu ke dapur dan muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Anak saya lantas tidak sadarkan diri," jelasnya.
Bandi lantas membawa putranya ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya sudah tidak tertolong.
"Meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan di laboratorium, racunnya lebih kuat dibanding pupuk pertanian," beber Bandi.
Kasus kematian NFP karena memakan paket makanan sate misterius sontak menjadi sorotan.
Diduga NFP dan ibunya memakan sate yang berisi racun sehingga bereaksi cepat ke dalam tubuh.
Lantas apa kata ahli forensik UGM dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF, mengenai kemungkinan racun yang ada di bumbu sate tersebut?
"NFP kemungkinan besar memang meninggal dunia karena racun," tegas dr Lipur kepada Tribun Jogja, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengaku sulit untuk mengetahui jenis racun apa yang terkandung di sate tersebut jika hanya membaca dari berita.
"Kami harus tahu terlebih dahulu gejalanya. Harus lengkap," tambahnya.
Gejala itu lalu dihubungkan dengan hasil pemeriksaan di tubuh korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Ditanya apakah mungkin racun yang digunakan mirip dengan sianida, Lipur enggan berspekulasi.
Menurutnya, peristiwa nahas yang menimpa NFP menjadi ranah kepolisian sehingga publik diimbau tidak berasumsi.
"Harus menunggu pernyataan resmi dari aparat. Soal kepastian racun yang ada di bumbu sate, sebaiknya tunggu hasil laboratorium," tandasnya.
Ayah Korban Mitra Gojek
Head of Corporate Affairs Gojek Jabar, Jateng dan DI Yogyakarta, Arum K Prasodjo mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dari Polsek Sewon, Bantul mengenai kejadian tersebut.
Arum membenarkan bahwa ayah korban, Bandiman merupakan mitra pengemudi Gojek.
Mendengar hal itu, pihaknya ikut berduka cita kepada keluarga korban dan berharap kasus seperti ini tidak terulang lagi.
"Kami turut berbelasungkawa atas kejadian yang menimpa mitra kami, bapak Bandiman dan semoga keluarga diberi ketabahan," ungkap Arum kepada Tribun Jogja, Selasa (27/4/2021).
(*)