Pertama, sungkem merupakan sarana untuk masyarakat Jawa melatih kerendahan hati.
Sebab, dengan melakukan sungkem, seseorang akan melakukan gestur merendah dan menyembah kepada orang yang lebih tua.
Kedua, sungkem merupakan wujud terima kasih dari seorang anak atau orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.
Ungkapan terima kasih tersebut juga diwujudkan dengan gestur saat sungkemn, menunjukkan tentang patuh dan hormat kepada orang yang lebih tua.
Berikutnya, makna sungkem yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua.
Tradisi sungkem dapat menjadi sebuah sarana untuk memperbaiki hubungan antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda.
Terlebih, dalam suasana lebaran saat orang-orang berbahagia.
Makna terakhir dari sungkeman, yakni sebagai ritual penyadaran diri pada jiwa-jiwa anak muda yang sering lupa bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang lebih tua.
Itulah asal-usul dan makna sungkeman yang biasa kita lakukan saat lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.(*)