Ia mengabaikan semua kritik tentang Israel.
"Semua orang menentang kami. Segala sesuatu di MSM adalah anti-Israel, dan kami memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan sisi lain," katanya.
"Itu berarti mengatakan apa yang dilakukan Israel selalu merupakan masalah keamanan dan Israel harus melakukan apa pun yang harus dilakukan untuk mempertahankan diri."
Ia jadi begitu fanatik untuk Sion, kampanye pro-Israel, dan sampai memenangkan kompetisi gaya "Magang" komunal yang mengakui bakatnya membela Israel.
Hingga akhirnya pada usia 18 tahun Carmel membuang tempatnya di sebuah universitas Inggris untuk pindah ke Israel dan bergabung dengan Pasukan Pertahanan Israel.
Tugasnya adalah di Tepi Barat yang diduduki untuk bagian dari administrasi militer Israel.
Perdana Menteri Netanyahu mengusulkan mencaplok bagian Tepi Barat Juli 2020 lalu, dan Carmel pun mendapat kesempatan berbicara dengan media ketika ia naik pangkat menjadi letnan 2 di IDF.
"Itu bukan karena saya ingin menjadi tentara. Saya ingin menjadi seorang Israel dan melakukan apa yang dilakukan orang lain. Saya ingin berguna," katanya.
"Sebagian besar anak muda Israel sangat bersemangat mengambil senjata karena itu keren. Saya membencinya."
"Saya tidak suka bau mesiu, dan sangat menegangkan untuk memegang senjata ini," katanya.