GridHot.ID -Militer Israel terus meningkatkan serangan.
Melansir Kontan.co.id, mereka kembali menghujani Gaza dengan tembakan artileri dan serangan udara pada Jumat (14/5/2021). Dengan menargetkan terowongan militan Palestina, mencoba menghentikan serangan roket yang terus-menerus ke kota-kota Israel.
Serangan menjelang fajar selama 40 menit itu menewaskan 13 warga Palestina, termasuk seorang ibu dan tiga anaknya yang tubuhnya ditarik dari puing-puing rumah mereka, kata pejabat kesehatan di Gaza.
Sementara itu, mengutip Serambinews.com, Israel Defense Forces (IDF) mengaku menemukan terowongan bawah tanah metro tempat penyimpanan roket Hamaspada Jumat pagi.
IDF kemudian mengerahkan sekitar 160 jet tempur terbang bersamaan melakukan serangan besar-besaran pada jaringan terowongan metro milik Hamas.
Serangan ini berlangsung hampir 40 menit menembakkan sekitar 450 rudal pada 150 sasaran di Gaza utara, khususnya di sekitar kota Beit Lahiya.
Militer mengatakan pihaknya masih bekerja untuk menentukan tingkat kerusakan yang disebabkan infrastruktur bawah tanah, yang menurut Juru Bicara IDF, Hidai Zilberman kepada wartawan adalah "aset strategis" bagi Hamas, dan jumlah operasi teroris yang tewas dalam serangan itu.
Selain serangan udara, tank Israel, meriam artileri dan pasukan infanteri di perbatasan Gaza melakukan serangan yang menyertai operasi Hamas - khususnya peluru kendali anti-tank dan tim peluncur roket - yang keluar selama penyerangan untuk melakukan serangan terhadap sasaran Israel, kata Zilberman.
Media Israel menyebut Hamas mengeluarkan senjata-senjatanya untuk menyambut serangan darat seperti yang dikabarkan media sebelumnya.
Ternyata tidak ada serangan darat dan keberadaan senjata Hamas terekspos setelah muncul ke permukaan. Akhirnya menjadi sasaran empuk jet tempur Israel yang selama ini kesulitan menemukannya.
Warga Palestina di Gaza melaporkan bahwa serangan Israel berlangsung lebih dari satu jam dan menyebabkan sejumlah korban, meskipun jumlah pasti korban belum diketahui.
IDF mengklaim serangan presisi Israel berhasil menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah Hamas lebih dari 1.000 kilometer (600 mil) selama empat setengah hari pertempuran - terutama serangan udara tersinkronisasi yang menewaskan sejumlah pemimpin Hamas di Gaza.
Lima bunker bawah tanah yang berbeda di sisi berlawanan dari kantong dalam kurun waktu 18 menit pada hari Rabu.
Intelijen Israel percaya bahwa IDF telah membunuh setidaknya 75 petinggi Hamas dan anggota Jihad Islam Palestina, setidaknya 20 dari mereka dalam posisi kepemimpinan atau teknis utama, termasuk komandan brigade Hamas Kota Gaza, Bassem Issa.
Namun intelijen Israel meyakini Hamas dan Palestinian Islamic Jihad (PIJ) memiliki sekitar 14.000 roket dan mortir.
Dengan jumlah ini, Hamas diyakini mampu menembakkan roket ke Israel setidaknya selama dua bulan.
Untuk diketahui, menurut otoritas kesehatan Gaza,bombardir Israel terhadap Gaza hingga Jumat (14/5/2021) menewaskan setidaknya 122 warga Palestina, termasuk 31 anak-anak, dan melukai lebih dari 900 warga Palestina.
Sedangkan di pihak Israel sedikitnya sembilan warga Israel tewas, termasuk seorang warga India.
Selain itu, tujuh warga Palestina ditembak militer Israel dalam bentrok di beberapa lokasi di Tepi Barat Palestina.
Sumber Roket Hamas
Melansir Jerusalem Post, dulu kelompok Palestina menerima roket dan material langsung dari Iran atau sekutu asing lainnya yang diselundupkan melalui laut atau melintasi perbatasan Sinai-Gaza.
Namun, selama beberapa tahun sekarang, Hamas menggunakan pengalaman bertahun-tahun dengan roket Iran dan lainnya untuk mengembangkan versi mereka sendiri.
Sebagian besar roket di gudang senjata kelompok Gaza telah ada sejak Operation Protective Edge pada 2014.
Meski pertama kali terungkap pada 2019, diperkirakan roket jarak pendek milik Hamas telah ada sejak 2001.
Perkiraan intelijen Israel - berdasarkan potongan roket yang sebelumnya ditembakkan ke Israel atau roket yang ditangkap oleh militer Israeldi laut dalam perjalanan mereka ke Gaza - bahwa Hamas memiliki lusinan roket dengan jangkauan 100-160 km, yang dapat menjangkau sebagian besar wilayah Israel bahkan bisa menjangkau Haifa yang lebih jauh di utara.
Roket ini termasuk R-160, M-302D dan M302-B.
PIJ (Palestine Islamic Jihad) mungkin juga memiliki sejumlah kecil roket Buraq-100, yang memiliki jangkauan lebih dari 100 km.
Hamas mungkin juga memiliki ratusan roket dengan jangkauan 70-80 km, yang akan memiliki jangkauan untuk mencapai tiga target kritis: Tel Aviv dan kota-kota dalam koridornya, Bandara Ben-Gurion dan Yerusalem.
Ini termasuk J-80, M-75, Fajr-5 dan M-75 generasi kedua.
Hamas menggunakan roket baru dalam serangannya terhadap Yerusalem pada hari Senin yang disebut A-120 dan dinamai untuk seorang komandan yang dibunuh oleh Isrel selama Perang Gaza tahun 2014.
Roket A-120 dikatakan memiliki jangkauan sekitar 120 kilometer dan terlihat dalam rekaman yang dibagikan oleh Hamas dalam video beberapa waktu lalu.
Tujuh roket ditembakkan ke arah Yerusalem pada hari Senin, satunya menghantam sebuah rumah di pinggiran kota terdekat, menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada yang terluka.
Roket ini sangat mirip dengan R-160 yang dibanggakan Hamas sebagai roket jarak jauh buatan dalam negeri, pertama kali ditembakkan dalam perang 2014, pada satu titik menghantam utara hingga dekat Haifa.
Huruf "R" mengacu pada mantan komandan tertinggi Hamas, Abdel-Aziz Rantisi, yang tewas dalam serangan leh Israel pada tahun 2004.
A-120 dikatakan dinamai untuk Ra'ed Al-Attar, yang merupakan komandan Brigade Rafah Hamas di Gaza selatan.
Laporan Kongres mengklaim bahwa Attar mengizinkan penembakan roket gaya Grad pada Agustus 2010 dari Semenanjung Sinai ke Eilat dan Aqaba, Yordania.
Israel mengklaim bahwa Attar juga bertanggung jawab atas pembunuhan dan penculikan tentara Israel Letnan Hadar Goldin selama Operasi Pelindung Tepi pada tahun 2014.
Pada tahun 1994, Attar terlibat dalam penembakan yang menewaskan seorang tentara Israel di sepanjang perbatasan Mesir.
Pada tahun 2002, ia merencanakan serangan mematikan di sebuah pos militer Israel dekat Kerem Shalom di mana empat tentara Israel dari unit patroli gurun Badui. (the jerusalem post)
(*)