GridHot.ID - Siasat licik kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua terbongkar setelah tiga anak buah Lekagak Telenggen menyerahkan diri kepada Satgas Nemangkawi.
Tiga anak buah Lekagak Telenggen yang berinisial YAW (34), MM (17), dan OM (41) itu menyerahkan diri pada Sabtu (15/5/2021).
Mereka menyerakan diri saat Satgas Yonif 715/Mtl melakukan patroli keamanan di Kampung Tanah Merah.
Melansir Surya.co.id, anak buah Lekagak Telenggen itu lants mengungkapkan strategi kelompoknya untuk bertahan hidup dan menyusun kekuatan melawan aparat TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi.
Ternyata, Lekagak Telenggen membagi mereka dalam tugas-tugas tertentu.
Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suristiawa menjelaskan, berdasarkan pengakuan dari ketiga anggota KKB itu, diketahui mereka memiliki tugas yang berbeda-beda.
YAW yang juga terlibat perang di Tembagapura tahun 2017-2019, bertugas sebagai pemantau aparat keamanan yang akan masuk ke Kampung Tigilobak.
MM sebagai pencari logistik dan dana dari masyarakat, sedangkan OM sebagai pendamping saat YAW dan MM melaksanakan tugasnya.
Selain menyerahkan diri, kata dia, ketiganya juga menyerahkan senjata berupa senapan angin, golok, anak panah, amunisi SS2 dan sofgun, beberapa dokumen dan perlengkapan lainnya, seperti ransel, HP, dan lain-lain.
"Saat ini, ketiga anggota KKB dan barang bukti sudah diserahkan kepada Satgas Nemangkawi Polri untuk pemeriksaan dan proses lebih lanjut," tambah dia.
Sementara itu, mengutip Kompas TV, pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di sejumlah lokasi di Papua dipastikan kian terjepit.
Hal ini seiring segera dibangunnya pos keamanan di jalur-jalur perjalanan kelompok teroris tersebut.
Kapolda Papua Irjen Pol Irjen Pol Mathius D Fakhiri menjelaskan, rencananya akan dibangun 3 pos keamaman di jalur perlintasan KKB pimpinan Lekagak Telenggen yang berada di sekitar Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak. Diharapkan hal itu makin membuat KKB kian terdesak.
Terdesaknya pimpinan Lekagak Telenggen dikarenakan, aparat keamanan gabungan telah membuat pos di beberapa jalur perlintasan yang biasa dilalui KKB, seperti di Distrik Ilaga, Ilaga Utara, dan Gome.
"Sejak 13 Mei 2021 dan 16 Mei 2021 ada kejadian, itu memang kami sedang melakukan penegakan hukum karena kita sedang tutup rapat jalur-jalur mereka untuk memastikan bahwa kelompok ini harus keluar dari masyarakat yang ada di Ilaga, baik yang di Gome, Mayuberi di Ilaga Utara," ujarnya di Jayapura, Senin (17/5/2021).
Fakhiri mengeklaim, masyarakat di Distrik Ilaga, Ilaga Utara, dan Gome, menginginkan aparat mengusir KKB.
Sejak KKB berada di wilayah itu, aktivitas masyarakat terganggu.
"Mereka harus keluar dari tiga distrik utama ini karena memang masyarakat sudah sampaikan ke pemerintah, mereka sangat terganggu dengan kehadiran kelompoknya Lekagak cs," kata dia.
(*)
Source | : | Kompas TV,SURYA.co.id |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar