Dengan perhitungan ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa sekitar 600 juta tahun lalu, Bumi hanya butuh waktu 21 jam untuk sekali rotasi. Artinya satu hari di Bumi waktu itu hanya 21 jam saja.
Melansir Science Focus, Rabu (2/6/2021), variasi panjang hari disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk efek pasang surut Bulan dan Matahari, kopling inti-mantel di dalam Bumi, dan distribusi massa keseluruhan di planet ini.
Kemudian, aktivitas seismik, glasiasi, cuaca, lautan, dan medan magnet bumi juga dapat memengaruhi panjang hari.
Namun pada tahun 2020, para ilmuwan mendapatkan Bumi berputar lebih cepat.
Sampai saat ini, para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan peningkatan laju rotasi Bumi ini, tetapi beberapa orang berpendapat bahwa hal itu mungkin disebabkan oleh mencairnya gletser selama abad ke-20, atau akumulasi air dalam jumlah besar di reservoir belahan bumi utara.
Namun, para ahli memperkirakan bahwa perputaran Bumi yang lebih cepat ini hanya sementara dan Bumi akan mulai melambat lagi pada masa depan.
Tapi, untuk saat ini, haruskah kita khawatir? Meskipun tidak akan berpengaruh pada kehidupan kita sehari-hari, mungkin ada implikasi serius untuk teknologi seperti satelit GPS, telepon pintar, komputer, dan jaringan komunikasi, yang semuanya bergantung pada sistem waktu yang sangat akurat.
Tetapi masalah seperti itu pada akhirnya dapat diatasi, mungkin hanya dengan mengurangi satu detik kabisat daripada menambahkan satu.