Dengan pinjaman diharapkan pemerintah Indonesia, bisa memberikan dukungan lebih luas kepada kelompok masyarakat yang belum terlayani perbankan.
"Pandemi ini, membuat reformasi struktural sektor keuangan menjadi terdesak. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat sektor keuangan dan meningkatkan peranannya dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dilansir dari kontan.co.id, awalnya, Bank Indonesia telah memperkirakan Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi pada 2021, setelah kontraksi 2,07 persen.
Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tumbuh 4,4 persen.
Pertumbuhan ini akan kembali berlanjut tahun depan pada 2022 dan diperkirakan bisa menyentuh angka 5,0 persen.
Meski angkanya meningkat, Bank Dunia memberikan catatan bahwa peningkatan angka pertumbuhan ekonomi, tak serta mendukung terbukanya lapangan pekerjaan bagi sektor tertentu.
"Sektor jasa tidak ternilai, seperti perdagangan, transportasi, dan bidang jasa ramah tamahm akan membutuhkan waktu lama untuk pulih," ungkap Bank Dunia.
Bank Dunia juga memperingatkan, negara berkembang tetap waspada pada lonjakan kasus Covid-19, yang masih bisa meningkat di sejumlah wilayah.
Pemulihan ekonomi akan sangat bergantung kapabilitas masing-masing negara termasuk Indonesia, dalam menjalankan komitmen vaksinasi.
"Meningkatnya jumlah vaksinasi dipercaya akan menurunkan jumlah kasus pada 2022 dan juga 2023 di seluruh daerah ekonomi, termasuk Indonesia," ujar Bank Dunia.(*)