"Mereka bisa terbang dan pemerintah memberi izin," ungkapnya. "Sedangkan orang lain, misalnya di India atau negara lain yang memiliki kondisi kesehatan serius dan mungkin positif, ditolak izin masuknya atau jenis repatriasi khusus apa pun," jelasnya.
Evakuasi medis sudah dilakukan sebelum pandemi Menteri Utama negara bagian Australia Selatan, Steven Marshall, pada Kamis (1/7/2021) mengesampingkan kecaman itu.
Menurutnya adalah hal biasa di negara bagian di pesisir timur Australia untuk menyelenggarakan penerbangan medevac atau evakuasi medis dari luar negeri karena kedekatannya dengan wilayah Asia.
"Tapi dengan yang satu ini, karena mereka berasal dari Australia Selatan, keputusannya adalah membawa mereka ke sini. Jelas tidak ada campur tangan politik," katanya kepada ABC Radio Adelaide.
"Yang saya ketahui kemungkinan besar itu penerbangan medevac yang didanai pihak asuransi," ujar Premier Steven. Pejabat medis tertinggi Australia Selatan, Profesor Nicola Spurrier mengatakan apa yang terjadi sudah sesuai dengan "standar pemulihan medevac".
"Medevac terjadi di pesawat ukuran kecil yang dijadikan sebagai rumah sakit. Cara seperti ini sudah ada sebelum Covid-19," jelasnya.
"Biasanya bila orang bekerja di negara tetangga dekat dengan Australia dan mereka jatuh sakit, sementara sistem perawatan di negara itu tak mampu menanganinya, maka pemulihan medevac berlaku. Itu diatur antara pihak rumah sakit," ujar Profesor Nicola.
Ia menambahkan, diperlukan izin dan persetujuan dari Pemeritah Federal sebelum pasien bisa diterbangkan kembali melalui metode medevac. "Yang saya dengar, orang tersebut bekerja untuk sebuah perusahaan Australia di luar negeri. Kemudian, perusahaan itu berkewajiban untuk membantu jika Anda jatuh sakit," katanya.
"Ini adalah prosedur standar, hal biasa yang terjadi dalam pemulihan medevac, terlepas dari pandemi atau tidak ada pandemi, hal ini telah berlangsung selama bertahun-tahun," ujar Prof Nicola Spurrier lagi.(*)