Pandemi ini juga otomatis merubah prosedur penanganan pasien.
Misalnya, para nakes bertugas dengan kelengkapan APD yang cukup membebani kinerja, hingga mengambil alih peranan keluarga pasien seperti menyuapi makan maupun membersihkan diri.
Kondisi itu membuat tenaga dan pikiran para nakes cukup terkuras.
Situasi dan kondisi pelik yang berulang dan harus dihadapi setiap harinya. Demi tugas mulia menolong sesama manusia.
"Satu sisi kami harus melayani pasien dengan baik. Di sisi lain kami juga menjaga diri agar tidak terpapar. Satu tenaga medis sangat berarti dalam situasi ini," imbuh Gigih.
Dalam kondisi seperti itu, seluruh nakes berusaha saling menguatkan. Saling memberi semangat, tolong menolong untuk menumbuhkan energi positif.
Bantuan-bantuan kecil sesama nakes bisa cukup berarti. Tak jarang mereka saling memberi kesempatan untuk beristirahat jika benar-benar tak mampu lagi bekerja.
Jika lelah dan kantuk tak lagi tertahankan misalnya, terpaksa mereka mencuri kesempatan untuk tidur di meja atau bersembunyi di dalam lemari besar IGD.
“Di IGD ada lemari besar, kami sembunyi di dalam. Nyuri-nyuri waktu untuk duduk atau sekadar bersandar. Kadang tak terasa sampai tertidur sebentar. Lelah, kami sangat lelah,” kata Gigih.(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar