"Mereka pegang prang sama panah, kami tahu mereka pakai arang hitam di muka, kami langsung putar mobil, dengan jarak mobil dari mereka sekitar 20 meter," ujar K dikutip dari Kompas.com.
Beberapa kali suara tembakan terdengar dari para pelaku.
Peluru juga sempat mengenai truk ketiga, namun tidak berakibat fatal karena kendaraan tersebut masih bisa berjalan.
"Begitu kami putar mobil langsung, dia nembak, ada bunyi senapan, tang tang tang tang tang, kurang lebih sembilan kali, dan mobil paling belakang kena peluru di roda dan dekat spion," imbuhnya.
Rombongan truk itu langsung menuju lokasi pembangunan Jembatan Kali Kupa, untuk menjemput pekeja lainnya agar mereka ikut melarikan diri.
Tak hanya pekerja dari PT Papua Cremona, tetapi dari perusahaan lain ikut kabur, dengan total 50 pekerja jembatan.
"Kami lari terus bawa anak-anak di lokasi proyek, kami kabur lewat Kali Kapur sampai di Seradala. Di situ kami kumpul lagi, tapi karena jaringan tidak ada, enam orang pergi ke Kampung Bingky untuk cari jaringan," katanya.
"Setelah ditunggu sekutar 3 jam, enam orang tersebut tidak kembali dan yang lari malah msyarakat Kampung Bingky yang kasih tau kami, ayo lari, di sana ada penyerangan, di situ kami sampai kali Silet, dan ada 50 orang," ujar K.
Source | : | Tribunnews.com,Intisari |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar