Selain itu, penggunaan masker ini dapat mendeteksi virus dengan teknik yang melibatkan esktraksi dan pengeringan beku (freeze-dried) mesin molekuler, serta membuat sel membaca dan menulis materi genetik.
Masker yang disertai biosensor ini dapat diaktifkan dengan tombol serta aplikasi seluler yang akan menunjukkan hasil deteksi.
Ketika tombol sensor ditekan, biosensor akan mendeteksi adanya percikan air yang masuk ke dalam sensor, misalnya droplet (cairan air liur yang dileuarkan melalui hidung atau mulut saat bicara, batuk atau bersin).
Jika terdapat virus yang terdeteksi, sensor mengirimkan sinyal digital melalui aplikasi seluler.
Tidak hanya mendeteksi adanya virus corona Covid-19, masker KN95 yang dilengkapi biosensor ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi bakteri, racun atau bahan kimia dan lainnya.
Namun sementara ini, teknologi biosensor belum dapat dipublikasikan untuk umum.
Hal ini karena peneliti masih mencari mitra untuk memproduksi masker tersebut.
Setelah adanya mitra yang akan membuat masker biosensor tersebut nantinya dapat diproduksi secara massal.
Perlu diketahui, masker KN95 adalah masker yang diklaim 95 persen dapat menyaring partikel aerosol.