"Saya bukan anaknya orang kaya. Bapak saya itu sopir."
"Jadi saya katakan saya bisa merasakan itu semua, tapi kan ada namanya dalam bahasa militer kemampuan dan batas kemampuan."
"Saya lihat ada juga batas kemampuan itu kita bisa berbuat, yaitu alam ini, yaitu yang namanya Tuhan itu."
"Adanya Tuhan itu. Kalau semua bisa kita selesaikan, ya tidak ada dong Tuhan itu," beber Luhut.
Meski mengaku tidak sampai menangis, Luhut juga merasa sedih di kala ada pihak-pihak tertentu yang justru mempolitisasi situasi saat ini.
Menurutnya, penangan pandemi Covid-19 adalah masalah kemanusiaan yang tidak boleh dipermainkan.
"Ini kemanusiaan. It's from the bottom of my heart. Ini humanity."
"Masalah kemanusiaan yang tidak boleh kita main-main. Jangan dipolitisasi," tegas Luhut.
(*)