Mengenai hal tersebut, ternyata pengadaan laptop pelajar tahun ini dengan laptop Merah Putih garapan pemerintah merupakan dua hal yang berbeda.
Kepala Biro Perencanaan Kemendikbudristek M Samsuri menjelaskan, laptop Merah Putih merupakan proyek yang dikerjakan oleh Kemendikbudristek bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Laptop tersebut berbeda dengan pengadaaan laptop pelajar yang dianggarkan tahun ini.
"Itu berbeda. Jadi kalau pengadaan laptop (tahun ini) itu murni pengadaan untuk kebutuhan sekolah-sekolah, yang belum memiliki peralatan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) yang belum memadai," ungkapnya kepada Kompas.com, Jumat (30/7/2021).
Kolaborasi pemerintah dengan ITB, ITS, dan UGM diperkuat dengan membentuk Konsorsium Merah Putih-Dikti Edu dan telah menjalin kerja sama dengan industri.
Rencananya pemasaran laptop Merah Putih baru akan diakukan pada 2022 mendatang.
"Itu posisinya masih pengembangan. Sudah ada prototipenya dan sudah di coba, nah nanti hasil pengembangannya itu tentu akan ditangkap oleh industri. Industrilah yang nantinya memproduksi," jelas dia.
Sementara untuk pengadaan laptop pelajar di tahun ini anggarannya memang sebesar Rp 2,4 triliun untuk 240.000 unit melalui DAK ke pemerintah daerah, dan Rp 1,1 triliun melalui dana APBN 2021 untuk kebutuhan Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek.
Menurut Samsuri, anggaran di tingkat pusat itu sudah mengalami refocusing dari anggaran sebelumnya sebesar Rp 1,3 triliun untuk pengadaan laptop sebanyak 189.165 unit.
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Indah Karya untuk D3 dan S1, Simak Persyaratan Lengkap Berikut