Dikutip dari The Guardian, pada sebuah pesan video setelah pendudukan Kabul, Baradar mengatakan ini menjadi awal dari ujian Taliban, dan mereka harus melayani Afghanistan.
Lahir dan besar di Kandarhar, yang juga merupakan tempat kelahiran Taliban, kehidupan Baradar dilalui dengan invasi Uni Sovyet ke negara itu pada akhir 1970-an.
Guardian front page, Monday 16 August 2021: The fall of Kabul pic.twitter.com/NT92QEYkzS
— Guardian news (@guardiannews) August 15, 2021
Akibatnya hal itu membuatnya menjadi seorang pemberontak. Ia dipercaya berjuang bersama-sama dengan Mullah Omar, dan kemudian keduanya mendirikan Taliban pada awal 1990-an, di tengah kekacuan dan korupsi perang saudara yang Meletus setelah penarikan diri Uni Sovyet.
Ketika Taliban memimpin pemerintahan Afghanistan pada 1996 hingga 2001, Baradar memainkan peran militer dan adminstratif. Ketika AS dan sekutunya menggulingkan Taliban pada 2001, Baradar merupakan Wakil Menteri Pertahanan.
Menyusul runtuhnya Taliban, Baradar diyakini berada di antara kelompok kecil pemberontak yang mendekati Presiden Afghanistan saat itu, Hamid Karzai.
“We woke up this morning to the Taliban white flags all over the city.”
The Taliban's capture of Jalalabad effectively leaves Kabul as the last major urban area under government control https://t.co/o6h7POQ8HQ pic.twitter.com/GfXadVywL0
— Al Jazeera English (@AJEnglish) August 15, 2021
Saat itu ia mengirimkan surat kepada Karzai yang menguraikan kesepakatan potensial yang membuat para militan mengakui pemerintahan baru.
Baradar pun sempat ditangkap di Pakistan pada 2010. Tetapi tekanan dari Amerika Serikat (AS) membuat Baradar dibebaskan pada 2018 dan kemudian direlokasi ke Qatar.
Ketika itu, ia pun diangkat sebagai Kepala Politik Taliban. Baradar juga berandil dalam kesepakatan dengan AS terkait penarikan mundur para tentara negara adi daya itu yang sudah 20 tahun berada di Afghanistan.
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar