GridHot.ID - Belakangan ini media sosial diramaikan dengan jatuhnya Afghanistan ke tangan kelompok Taliban.
Bahkan, melansir Kompas.com, kata "Taliban" dan "Afghanistan" menduduki jajaran puncak trending topik di Twitter Indonesia, Senin (16/8/2021) dengan jutaan twit.
Hal itu setelah kelompok Taliban berhasil menguasai Ibu Kota Afghanistan Kabul dan penyerahan kekuasaan oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Dengan penyerahan kekuasaan itu, praktis Taliban kini kembali menjadi penguasa Afghanistan setelah 20 tahun invasi AS.
Dilansir dari Surya.co.id, Taliban berhasil merebut kekuasaan Afghanistan, yang ditandai dengan berhasil merebut Ibu Kota Kabul, Minggu (15/8/2021) dan membuat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur ke luar negeri.
Siapa sosok presiden Afghanistan yang akan diajukan Taliban?
Abdul Ghani Baradar disebut-sebut menjadi calon terkuat Presiden Afghanistan. Abdul Ghani adalah Kepala Politik Taliban. Pernah menjabat Wakil dari Mullah Mohammed Omar, sekaligus salah satu pembentuk Taliban.
Pria berusia 52 tahun itu memang lebih dikenal oleh publik, ketimbang pemimpin Taliban lainnya, Hibatullah Akhundzada.
Dikutip dari The Guardian, pada sebuah pesan video setelah pendudukan Kabul, Baradar mengatakan ini menjadi awal dari ujian Taliban, dan mereka harus melayani Afghanistan.
Lahir dan besar di Kandarhar, yang juga merupakan tempat kelahiran Taliban, kehidupan Baradar dilalui dengan invasi Uni Sovyet ke negara itu pada akhir 1970-an.
Akibatnya hal itu membuatnya menjadi seorang pemberontak. Ia dipercaya berjuang bersama-sama dengan Mullah Omar, dan kemudian keduanya mendirikan Taliban pada awal 1990-an, di tengah kekacuan dan korupsi perang saudara yang Meletus setelah penarikan diri Uni Sovyet.
Ketika Taliban memimpin pemerintahan Afghanistan pada 1996 hingga 2001, Baradar memainkan peran militer dan adminstratif. Ketika AS dan sekutunya menggulingkan Taliban pada 2001, Baradar merupakan Wakil Menteri Pertahanan.
Menyusul runtuhnya Taliban, Baradar diyakini berada di antara kelompok kecil pemberontak yang mendekati Presiden Afghanistan saat itu, Hamid Karzai.
Saat itu ia mengirimkan surat kepada Karzai yang menguraikan kesepakatan potensial yang membuat para militan mengakui pemerintahan baru.
Baradar pun sempat ditangkap di Pakistan pada 2010. Tetapi tekanan dari Amerika Serikat (AS) membuat Baradar dibebaskan pada 2018 dan kemudian direlokasi ke Qatar.
Ketika itu, ia pun diangkat sebagai Kepala Politik Taliban. Baradar juga berandil dalam kesepakatan dengan AS terkait penarikan mundur para tentara negara adi daya itu yang sudah 20 tahun berada di Afghanistan.
Bertemu Jusuf Kalla
Pada Juli 2019 lalu, delegasi Taliban yang dipimpin oleh salah satu pendiri sekaligus wakil pemimpin Mullah Abdul Ghani Baradar tiba di Jakarta.
Kehadirannya di Jakarta dalam rangka menghadiri Konferensi Ulama dan Cendekiawan Muslim yang akan dihadiri delegasi dari Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia, di mana Jakarta akan menjadi tuan rumah agenda yang digelar waktu itu.
Kepastian kehadiran delegasi Taliban dalam konferensi itu sebagai jawaban atas dukungan yang terus ditawarkan pemerintah dan para cendekiawan Islam dari Indonesia.
Baradar dan rombongan delegasi diterima Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di rumah dinasnya.
Penjelasan Jusuf Kalla soal Taliban
Eks Wakil Presiden Indonesia (RI), Jusuf Kalla telah memprediksi kelompok Taliban akan menguasai Kabul setelah Presiden Biden menarik tentara Amerika Serikat (AS) dari wilayah itu.
Namun ia tak menyangka Taliban akan bergerak dengan cepat.
Pada konferensi pers hari Senin (16/8/2021), JK mengatakan peristiwa di Afghanistan diluar perkiraan semua orang, karena menurutnya Taliban tidak akan secepat itu masuk ke ibukota Kabul.
Ia sudah memperkirakan, Kabul akan dikuasai Taliban, namun butuh satu hingga dua bulan untuk Taliban masuk Kabul, setelah AS menarik tentaranya dari negara itu.
“Ternyata sebelum akhir bulan ini mereka masuk dengan damai. Saya katakan damai, karena saya belum mendapat laporan adanya korban,” kata JK kepada wartawan, Senin (16/8/2021).
JK mengatakan baik dari pemerintahan Afghanistan maupun kelompok Taliban tidak ingin ada korban. Daerah lain di Afghanistan telah dikuasai Taliban, hanya tinggal ibu kota Kabul.
“Semuanya menyerahkan diri tanpa syarat, itulah yang terjadi di Afghanistan atau di Kabul pada hari ini, kita tau semua,” ujarnya
JK mengatakan selama ini Afghanistan berjalan dengan bantuan Amerika, baik dari bantuan militer hingga ekonomi. Dari mulai infrastruktur hingga gaji pegawai negeri selama ini didukung Amerika.
Menurut JK, pada dasarnya Afghanistan adalah negara yang kaya dengan sumber daya alamnya.
Taliban khawatir negara lain, seperti China dan Jepang, yang membutuhkan SDA akan masuk dan ingin mendapat pengaruhnya disana.
(*)