Unair telah melaksanakan riset vaksin dengan beberapa platform selain inactivated virus, yakni viral vector dengan adenovirus, dan platform peptide.
Ketiga platform tersebut masih berlanjut.
Sementara, platform inactivated virus selesai lebih awal untuk dilanjutkan ke uji praklinis dan uji klinik.
Sedangkan, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengembangkan vaksin Merah Putih menggunakan platform protein rekombinan yang prosesnya lebih rumit dibandingkan dengan vaksin konvensional.
Dikutip dari Kompas.id, selain efikasi yang tinggi, vaksin berbasis protein rekombinan juga memiliki keunggulan lain, yakni penyimpanannya tidak membutuhkan suhu minus, seperti vaksin berbasis mRNA.
Vaksin berbasis protein rekombinan bisa disimpan di suhu 4 derajat celsius.
Dengan kelebihan ini, vaksin protein rekombinan diharapkan bisa didistribusikan ke daerah pelosok tanpa tempat penyimpanan khusus, sebagaimana vaksin berbasis mRNA.
(*)