Akan tetapi jumlah tentara Afghanistan sebenarnya tidak sebanyak itu, menurut Pusat Pemberantasan Terorisme di Akademi Militer AS di West Point, New York.
Pada Juli 2020, menurut perkiraannya sendiri, dari 300.000 itu hanya 185.000 yang tentara atau pasukan operasi khusus di bawah kendali Kementerian Pertahanan, dan sisanya adalah polisi serta personel keamanan.
Kemudian, tak sampai 60 persen tentara Afghanistan adalah prajurit terlatih, kata para analis West Point.
Mereka menyimpulkan, perkiraan yang lebih akurat dari jumlah tentara Afghanistan setelah 8.000 personel angkatan udara tak dihitung, adalah 96.000.
Laporan SIGAR mengatakan, desersi (keluar dari pasukan secara ilegal) selalu menjadi masalah bagi tentara Afghanistan.
Ditemukan bahwa pada 2020, tentara Afghanistan harus mengganti 25 persen personelnya setiap tahun, sebagian besar karena desersi. Dikatakan pula bahwa tentara Amerika yang bekerja dengan Afghanistan sudah terbiasa melihat situasi itu.
3. Janji setengah hati
Para pejabat Amerika berulang kali bersumpah mereka akan terus mendukung tentara Afghanistan setelah 31 Agustus 2021, tanggal yang diumumkan untuk menyelesaikan penarikan pasukan AS.
Namun demikian, mereka tidak pernah menjelaskan bagaimana janji itu akan diwujudkan secara nyata.
Dalam kunjungan terbarunya ke Kabul pada Mei, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengemukakan kemungkinan membantu Afghanistan mempertahankan angkatan udara mereka dari jauh, melalui pendekatan yang disebutnya logistik di cakrawala.