Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Infeksinya Hampir Renggut Nyawa Deddy Corbuzier, Satgas Covid-19 Paparkan Bahaya Badai Sitokin pada Pasien Corona hingga Pencegahannya

Nicolaus - Senin, 23 Agustus 2021 | 20:00
Penyebab badai sitokin tak hanya Covid-19 saja. Adapun kondisi lain yang memicu badai sitokin
sciencedirect

Penyebab badai sitokin tak hanya Covid-19 saja. Adapun kondisi lain yang memicu badai sitokin

Gridhot.ID - Baru-baru ini pembahasan soal Badai Sitokin mencuat di tengah masyarakat.

Hal ini bermula ketika Deddy Corbuzier mendadak bagikan kabar mengejutkan.

Presenter dan Youtuber Deddy Corbuzier sempat menghebohkan publik dengan pengumuman pamit dari sosial media termasuk podcast dan Whatsapp.

Baca Juga: Nikah Beda Agama Berujung Perceraian, Lydia Kandou Dikabarkan Ingkar Janji Hingga Picu Kemarahan Jamal Mirdad, Fakta di Persidangan 8 Tahun Lalu Terungkap

Deddy Corbuzier baru saja mengungkapkan bahwa dirinya sempat terpapar Covid-19.

Saat berjuang melawan Covid-19, Deddy mengalami badai sitokin yang membuat dirinya sempat berada di dalam fase kritis.

Beruntung ia berhasil melewati masa kritis dan sembuh dari Covid-19. Diberitakan Kompas.com, Minggu (22/8/2021) Deddy mengaku tak menyangka bahwa ia tetap bisa terinfeksi virus corona dan terserang badai sitokin, meski telah menjalani pola hidup sehat.

Baca Juga: Dulu Viral Gara-gara Jadi Biang Gosip di Film Tilik, Terungkap Kabar Tak Terduga Siti Fauziah Si Pemeran Bu Tejo, Ada Apa?

"Saya olahraga tiap hari, vitamin D saya tinggi, zinc saya tinggi, saya bisa kena tanpa gejala, lalu minggu kedua, hancur saya," ujar Deddy Corbuzier, dikutip dari podcast di kanal YouTube miliknya, Minggu (22/8/2021).

"Saya ketemu dokter Gunawan, dia bilang ini memburuk, ketika dicek CT toraks sudah 60 dan keadaannya masuk ke momen badai sitokin," kata Deddy.

Pengalaman yang diungkapkan Deddy itu membuat orang-orang semakin waspada akan bahaya Covid-19 yang bisa menginfeksi siapa saja.

Baca Juga: Kekuatan Pasukan Anti-Taliban Meningkat, Prajurit Taliban Ketar-ketir Pilih Keroyok Lembah Panjshir Sebelum Diserang Habis-habisan oleh Sosok Ini

Seberapa berbahaya sebenarnya serangan badai sitokin pada penderita Covid-19?

Bisa merusak organ tubuh Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Alexander Ginting mengatakan, badai sitokin terjadi karena adanya respons imun sel tubuh terhadap infeksi.

Infeksi yang dimaksud bisa berasal dari bakteri, jamur, virus, atau parasit yang masuk ke dalam tubuh manusia.

"Respons ini merupakan bagian pertahanan tubuh melawan kuman tersebut bersama sel darah putih manusia," jelas Alex saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Namun, respons imun tersebut terjadi secara berlebihan pada penderita Covid-19 sehingga menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan badai sitokin.

Baca Juga: Pantas dengan Mudah Kuasai Ibukota Kabul Tanpa Perlawanan, Pasukan Elit Badri 313 Jadi Faktor Kunci Taliban Duduki Afganistan, Berikut Faktanya

Menurut Alex, pada kondisi badai sitokin, respons imun yang seharusnya merusak virus corona penyebab Covid-19, justru berbalik merusak organ tubuh.

"Hanya pada Covid-19, respons ini bisa berlebihan. Alhasil bisa merusak organ tubuh itu sendiri, yang seharusnya merusak virus Covid-19 yang masuk ke tubuh manusia," kata Alex.

Kerusakan organ hingga kematian

Alex menjelaskan, badai sitokin dapat memperburuk gejala Covid-19 yang sudah dialami pasien.

"Bahkan gejala terus memburuk, padahal hasil PCR sudah negatif dan berakibat kematian," ujar Alex.

Baca Juga: Dulu Dipecat Ahmad Dhani, Inilah Sosok Wong Aksan, Eks Drummer Dewa 19 yang Pernah Nolak Gabung Band Scorpions Asal Jerman, Alasannya Mengejutkan

Ia mengatakan, badai sitokin dapat menyerang berbagai organ yang ada di dalam tubuh, seperti paru-paru dan ginjal.

"Paru-paru menjadi fibrosis, edema, sehingga mengganggu oksigenasi. Terjadi gagal ginjal, kekentalan darah dan CRP di darah yang tinggi, dan seterusnya," kata Alex.

Mencegah terjadinya badai sitokin

Alex mengatakan, langkah utama untuk mencegah terjadinya badai sitokin adalah deteksi dini pada pasien Covid-19.

Menurut Alex, pasien Covid-19 harus segera berobat untuk mendapatkan penanganan.

Baca Juga: Tersulut Emosi Dikatai Gagal Nikah dengan Adit Jayusman Gara-gara Mahar, Ayu Ting Ting Pilih Bongkar Alasan Sesungguhnya, Sang Biduan Akui Beruntung Soal Hal Ini

Hal tersebut berlaku bagi mereka yang mengalami gejala maupun tidak merasakan gejala.

"Kuncinya, pasien segera berobat pada fase 1, dengan gejala atau tanpa gejala," jelas Alex.

Selain itu, pasien Covid-19 juga sebaiknya menjalani perawatan di fasilitas isolasi terpusat daripada melakukan isolasi mandiri tanpa pengawasan.

"Sebaiknya dirawat di isoter daripada isoman tanpa pengawasan. Jika saturasi (oksigen) di bawah 95, segera ke rumah sakit," kata Alex.(*)

Baca Juga: Bakal Ditempatkan di Dua Wilayah Rawan, Begini Penampakan KRI Golok 688, Kapal Siluman Canggih TNI AL yang Bakal Bikin Musuh Kocar-kacir

Source :Kompas.comYouTube

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x