Hanya saja kapan gencatan senjata akan berlaku saat ini masih belum diumumkan.
Begitu pula kapan bantuan kemanusiaan yang dijanjikan akan mulai didistribusikan.
Tidak hanya berkomunikasi dengan pihak militer, Erywan juga melaporkan telah menyampaikan proposalnya secara tidak langsung kepada partai-partai yang menentang kekuasaan militer.
Dengan adanya gencatan senjata kali ini diharapkan bisa menjadi titik terang menuju perdamaian, termasuk menuju pemilu ulang yang dijanjikan pihak militer.
Akan tetapi gencatan senjata ini juga dipandang berbahaya.
Aktivis pro-demokrasi Myanmar Thinzar ShunLei Yi mengatakan bahwa gencatan senjata justru akan memberi lebih banyak waktu bagi militer Myanmar untuk memperkuat persenjataannya.
Sementara itu, Erywan mengatakan dia masih bernegosiasi dengan militer mengenai persyaratan kunjungan yang diharapkan bisa terjadi sebelum Oktober.
Komentar