Keberadaan Milky Seas di Selatan Jawa ini terjadi pada 2019, dan peristiwa ini berlangsung selama dua siklus bulan penuh yakni 26 Juli-9 Agustus 2019 dan 25 Agustus-7 September 2019.
Pada malam 25 Juli, DNB mendeteksi anomali bercahaya di Selatan Surakarta, Jawa, dekat 9,5 derajat LS, 111 derajat BT.
Deteksi di tengah kondisi cahaya bulan yang moderat menunjukkan sumber emisi yang sangat kuat.
Diketahui, luas area lautan yang berwarna ini atau dikenal Milky Seas kira-kira 100.000 meter persegi atau setara dengan luas Islandia.
Namun, fenomena ini tidak terdeteksi pada siang hari.
Penyebab terjadinya Milky Seas Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan pada Pusat Riset Kelautan, Badan Riset, dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Widodo Setiyo Pranowo menjelaskan, pengertian Milky Seas.
"Milky Seas itu terminologi ketika permukaan laut dengan area yang sangat luas berwarna terang seperti putihnya susu, sehingga ketika malam hari pun bisa terdeteksi/terlihat glowing dari satelit," ujar Widodo kepada Kompas.com, Rabu (8/9/2021).
Ia menyebutkan, penyebab terjadinya fenomena tersebut bisa diakibatkan oleh adanya warna iluminasi yang dipancarkan oleh organisme laut, seperti mikro atau nano plankton yang mengandung fosfor, sehingga seperti bercahaya di dalam gelapnya air laut saat malam hari.
"Mikro atau nano plakton tersebut berjumlah sangat masif sehingga bisa memuhi kolom air di lapisan permukaan laut dalam wilayah yang sangat luas," lanjut dia.
Baca Juga: Geregetan Hidupnya Terusik Gegara Diteror Pinjol Tagih Utang, Nafa Urbach Langsung Beri Ancaman Ini