Serta organisasi etnis bersenjata Myanmar untuk segera menyerang junta melalui berbagai metode.
"Saya percaya bahwa negara-negara tetangga kami, negara-negara ASEAN,PBB, dan semua negara lain di seluruh dunia memahami bahwa kami melakukannya karena kebutuhan," katanya seperti dilansir daristraitstimes.com pada Rabu (8/9/2021).
Dalam pernyataan terpisah, NUG mendeklarasikan keadaan darurat yang hanya akan berakhir ketika pemerintahan sipil kembali berkuasa.
Karena pengumuman itu, terjadi panic buying di Yangon, di mana orang-orang membeli beras, minyak goreng, makanan kering, dan obat-obatan.
Sementara itu, antrian panjang kendaraan terbentuk di luar SPBU saat pengendara bergegas untuk mengamankan bahan bakar.
Deklarasi NUG datang hanya seminggu sebelum pertemuan Majelis Umum PBB di New York, di mana NUG bersaing dengan junta untuk diakui sebagai perwakilan sah Myanmar.
NUG sendiri terdiri dari anggota parlemen yang digulingkan oleh kudeta militer 1 Februari serta aktivis dan intelektual masyarakat sipil yang bersekutu.
Baik NUG dan junta Myanmar telah mencela satu sama lain sebagai teroris.
ASEAN sedang mengatur bantuan kemanusiaan untuk Myanmar setelah blok tersebut menunjuk Menteri Luar Negeri Kedua Brunei, Mr Erywan Yusof, sebagai utusan khusus untuk mencoba memfasilitasi dialog politik.