Sejak Taliban berkuasa, PBB telah mencatat sejumlah aksi intimidasi terhadap pegawai-pegawai mereka, termasuk penjarahan dan penganiayaan fisik.
Kejadian tersebut bahkan telah tercatat sejak 10 Agustus, sebelum Taliban mulai berkuasa.
Atas tindakan kasar ini, Lyons mengakui, saat ini PBB tidak bisa melakukan pekerjaannya untuk rakyat Afghanistan dengan baik. Para pegawainya juga terus diliputi ketakutan dan tidak bisa bekerja dengan bebas.
"PBB tidak dapat melakukan pekerjaannya, pekerjaan yang sangat penting bagi rakyat Afghanistan, jika menjadi sasaran intimidasi, mereka khawatir dengan nyawanya dan tidak bisa bergerak dengan bebas," ungkap Lyons.
Laporan dari PBB tersebut jelas merusak kepercayaan internasional terhadap Taliban yang telah berjanji untuk menghormati hak-hak rakyat Afghanistan.
Kecaman juga diungkapkan oleh diplomat senior AS, Jeffrey De Laurentis. Kepada Dewan Keamanan PBB, Laurentis mengatakan, tindakan Taliban jelas tidak bisa diterima. Beragam laporan yang diterima pun harus segera ditindak.
"Amerika Serikat telah mendengar laporan bahwa beberapa staf wanita PBB dan staf wanita mitra bantuan AS telah dilarang masuk ke kantor atau diminta masuk ke tempat kerja mereka dengan pendamping pria," kata Laurentis.
Laurentis berharap, PBB bisa bertindak dengan cepat agar semua staf PBB bisa melakukan pekerjaan mereka tanpa beban yang tidak semestinya dan tanpa diskriminasi mengenai siapa mereka.
(*)
Source | : | Kompas.com,kontan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar