Gridhot.ID - Program vaksinasi covid-19 sedang gencar-gencarnya dilakukan pemerintah Indonesia.
Pemerintah Indonesia segera ingin mengurangi keparahan infeksi virus corona.
Di Indonesia, vaksinasi virus corona tidak hanya untuk dewasa dan lansia. Akan tetapi anak-anak sudah mulai menerimanya.
Dilansir dari Kompas.com sebelumnya, ada beberapa vaksin yang digunakan di Indonesia. Ada Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna.
Keempat vaksin virus corona di atas dilaporkan sangat efektif dalam mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian.
Bahkan terhadap virus corona varian Delta.
Tetapi setelah banyak orang baru saja melakukan vaksin pertama, mendadak muncul peluncuran vaksin booster.
Bahkan ada wacana vaksin booster berbayar.
Sebab suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia belum mencapai herd immunity, bahkan belum mencapai 20 persen target masyarakat yang divaksinasi dosis lengkap.
Namun, pemerintah sudah mengambil ancang-ancang untuk membuat program booster berbayar.
Lalu kapan kita membutuhkan vaksin booster?
Dilansir dari theconversation.com pada Jumat (10/9/2021), pertama, kita perlu membedakan antara vaksin booster dan vaksin ketiga sebagai bagian dari vaksinasi.
Vaksin booster dan vaksin ketiga adalah dua hal yang sangat berbeda.
Beberapa orang yang mengalami imunosupresi (mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh) mungkin memerlukan vaksin ketiga.
Vaksin ketiga bisa dilakukan tidak lama setelah vaksin kedua diberikan.
Namun vaksin booster berbeda. Tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan vaksin booster hanya diberikan kepada tenaga medis atau tenaga kesehatan.
Dan vaksin booster ini diberikan sekitar 2-3 bulan setelah vaksin kedua dilakukan.
Menurut para peneliti, kita tidak tahu pasti kapan kita membutukan vaksin booster.
Bisa enam bulan, delapan bulan, atau malah setahun.
Belum ada jawaban pasti tentang waktu terbaik untuk menerima vaksin booster.
Pfizer baru-baru ini mengumumkan penelitiannya telah menunjukkan vaksin booster menghasilkan peningkatan antibodi terhadap virus awal serta terhadap varian Delta yang sangat menular.
Hasil ini menunggu publikasi dan keamanan vaksin booster perlu diketahui.
Dokter dan pakar kesehatan masyarakat di University of California San Diego mengatakan data mereka menunjukkan efektivitas vaksin terhadap penyakit simtomatik dapat berkurang seiring waktu sejak vaksinasi.
Seiring waktu, data akan muncul tentang respons imun dan keamanan setelah vaksin booster.
Mungkin vaksin booster sangat dibutuhkan untuk kelompok tertentu di komunitas kita.
Misalnya, orangtua atau pekerja garis depan.
Artinya tidak semua orang perlu menggunakan vaksin booster. Jika Anda sudah menerima dua kali vaksin virus corona, maka Anda bisa dikatakan aman.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa baru-baru ini mengatakan bahwa jika tidak ada kebutuhan mendesak, maka kita tidak perlu menerima vaksin booster.
Kecuali jika memang pemberian vaksin booster bisa diberikan penuh untuk seluruh populasi.
Selain itu, tidak ada ahli yang bisa menjelaskan bolehkah kita menerima vaksin booster yang berbeda dengan merek vaksin pertama dan kedua.
Oleh karenanya, daripada berpikir soal vaksin booster, para ahli meminta masyarakat lebih dulu menerima vaksin pertama dan kedua.(*)
Source | : | Kompas.com,theconversation.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar