GridHot.ID - Beberapa waktu belakangan, publik sempat dihebohkan dengan peristiwa tragis yang menimpa seorang anak berinisial AP (6), warga kelurahan Gantarang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Dilansir dari TribunMedan, AP diduga telah dijadikan tumbal ritual pesugihan oleh orangtuanya.
Kabar terbaru, praktik pesugihan tersebut telah lama dilakukan oleh kedua orang tua korban, H (43) da T (47).
Menurut paman korban, Bayu, mereka juga melakukan praktik kanibalisme.
Perbuatan itu diketahui saat Bayu memergoki para pelaku tengah mencongkel mata korban.
Kasus ini pun jadi perhatian Kapolres Gowa.
Kapolres Gowa AKBP Tri Goffarudin Pulungan berjanji menuntaskan kasus ini secepatnya karena menjadi atensi publik.
Dilansir dari TribunSolo, suami penyanyi dangdut Uut Permatasari itu turun langsung dan mewanti-wanti penyidiknya membongkar kasus ini karena melibatkan dugaan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.
Selain itu, AKBP Gofaruddin juga menjeguk korban di rumah sakit.
"Ini untuk memberikan semangat, terus terang saya juga merasakan, kebetulan anak saya hampir sama besarnya seperti korban," kata AKBP Gofarudin.
Dia menyampaikan rasa prihatin terhadap apa yang dialami korban.
Apalagi menurut dia, korban masih anak-anak dan membutuhkan banyak perhatian.
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Pegadaian untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Link Pendaftarannya
Sementara itu, Uut Permatasari yang berada di Gowa juga turut prihatin.
Sebagai seorang ibu, dirinya menjenguk dan memberikan perhatiannya untuk AP.
Tampak dalam foto yang diunggah di media sosial, Uut Permatasari mengenakan seragam merah muda Bhayangkari.
Ia didampingi beberapa pengurus Bhayangkari Gowa menjenguk AP dan memberikan sebuah bonek sebagai wujud dukungan.
"Selasa,7 September 2021
Ketua Bhayangkari Cabang GowaNy.Uut Tri Goffarudin beserta Pengurus Cabang Bhayangkari Gowa Daerah Sulawesi Selatan.
Telah membesuk anak A.P korban kekerasan dalam rumah tangga yang sedang di rawat di RSUD Syekh Yusuf dan ditangani langsung oleh tim dokter spesialis, serta pendampingan dari Psikolog dan Pemberdayaan perempuan pasca pemulihan fisik dan trauma.
Ketua Bhayangkari Ny.Uut Tri Goffarudin memberikan Support dan doa yg terbaik untuk Adik A.P, semoga diberikan kesembuhan dan dapat beraktifitas kembali," tulis akun Instagram Bhayangkari Gowa yang direpost Uut Permatasari.
Melihat Uut Permatasari menjalankan tugasnya sebagai istri Kapolres Gowa dan melepas atribut keartisannya sementara waktu itu, sejumlah warganet pun memberikan pujiannya.
Mereka juga mendoakan agar Uut Permatasari sehat selalu dalam bertugas.
Sementara itu, menurut Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Boby Rachman, kasus tersebut masih didalami.
Polisi juga masih menyelidiki kematian kakak AP berinisial DS (22) yang diduga tewas karena dicekoki air garam saat ritual.
"Dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi memang kedua orangtua korban ini mempraktikkan ilmu hitam atau semacam pesugihan dan ini yang mempengaruhi pikiran mereka sehingga melakukan kekerasan terhadap anaknya sendiri" kata Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Boby Rachman, pada Senin, (6/9/2021), dikutip dari Kompas.com.
Boby menjelaskan, pihaknya telah menahan dua terduga pelaku di Mapolres Gowa.
Lalu, kedua orangtua korban saat ini masih menjalani observasi di Rumah Sakit Dadi Makassar.
Selanjutnya, telah ditetapkan menjadi tersangka.
Kini, kedua orangtua, paman, dan kakek korban telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Operasi mata
Dilansir dari Tribunnews, AP segera akan menjalani operasi di bagian matanya setelah mengalami penganiayaan.
Menurut dokter spesialis mata di RSUD Syekh Yusuf Gowa, dr Yusuf Bachmid, kondisi mata korban kondisinya masih bengkak.
"Kemarin sewaktu datang masih bengkak, masih bengkak dan sulit dievaluasi karena kan ini anak tidak kooperatif namanya juga anak-anak sudah trauma sulit untuk dievaluasi," jelasnya kepada wartawan.
Menurut dia, yang terinfeksi adalah mata putih atau steranya.
"Yang terinfeksi ini bagia putih mata steranya, makanya kami berharap korneanya aman dan matanya bisa bagus. Kalau di kedokteran itu bukan presentase tapi kronosis namanya. InsyaAllah kita berharap lebih baik, kan kita belum periksa betul-betul, setelah diperiksa baru ada kepastian," jelasnya.
Yusuf juga menjelaskan, mata korban juga alami infeksi karena terkelupas dan ada beberapa bagian yang robek.
"Penyebab infeksinya karena terkelupas, ada beberapa bagian yang robek. Kan bagian yang robek tidak selamanya mengganggu penglihatan, kalau bagian putih atau stera itukan tidak terlalu berat, kalau kornea itu berat," jelasnya.
(*)