GridHot.ID - Timor Leste dulunya merupakan bagian dari negara Indonesia.
Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia sebagai provinsi ke-27.
Namun, melansir Kompas.com, pada 30 Agustus 1999, Timor Leste mengadakan jejak pendapat atau referendum untuk memilih melepaskan diri atau tetap bersama Indonesa.
Referendum yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengakhiri konflik yang terjadi sebelumnya, serta memberi jalan bagi mereka meraih lepas dari Indonesia.
Timor Leste baru resmi diakui sebagai negara secara internasional 3 tahun setelah pemungutan suara, yaitu pada 2002.
Meski telah merdeka, Timor Leste ternyata masih bergantung pada Indonesia, hal ini terungkap pada awal pandemi Covid-19 melanda dunia.
Melansir Intisari-online, pada awal tahun 2020, pada saat Pandemi menyebar di China, Menteri Perencanaan dan Investigasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste, Xanan Gusmao meminta tolong pada Indonesia.
Ia mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Dia menyebutkan negaranya tidak memiliki fasilitas untuk karantina ke-17 warganya yang terinfeksi virus corona.
"Karena harus mengerti, kami tidak punya fasilitas dan yang bisa kita lakukan hanya minta bantuan ke negara lain," ujarnya.
Xanana meminta bantuan melakukan evakuasi warganya yang saat itu berada di China.
Jika tidak mendapat bantuan, Timor Leste khawatir dengan potensi penyebaran Covid-19 di negaranya.
Sayangnya permintaan tersebut ditolak oleh Indonesia.
Sebelumnya, Timor Leste meminta ke Bali untuk mengkarantina warganya di Bali. Hal itu disampaikan oleh I Ketut Suarjaya, Selasa (4/1/20).
Baca Juga: 19 Tahun Merdeka, Timor Leste Jadi Sorotan, Disebut Jadi Ladang Uang Buat Indonesia, Ini Alasannya
"Kita menolak dijadikan tempat karantina, Kita tidak bisa menerima usulan mereka," katanya.
Penolakan tersebut, ternyata sudah berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, yang menyetop kunjungan dari China pada awal pandemi.
Karena mendapat penolakan beruntun, alhasil rengekan Timor Leste didengar oleh Selandia Baru.
Pesawat Selandia Baru mengevakuasi 190 orang dari Wuhan, membawa 17 warga Timor Leste yang dimaskudkan.
Dalam pesawat itu, tidak ada penumpang yang menunjukkan gejala virus corona.
Namun, ada satu orang yang saat itu dilarang terbang, setelah pemeriksaan kesehatan, menurut kementerian luar negeri Selandia Baru.
Pada waktu itu, ada 17 warga Timor Leste di Wuhan, dan 17 lainnya warga Papua Nugini, 5 Samoa, 4 Tonga, 2 Fiji, dan sisanya penduduk di negara lain.
(*)