Diperkirakan waduk Bayu Undan akan bisa menyimpan 10 juta ton CO2 pertahunnya.
"Waktu adalah elemen penting dalam proyek ini, dan kami berkomitmen untuk mengalokasikan sumber daya kami untuk menyelesaikan tantangan ini," ujar Ferreira.
Normalnya CO2 dikeluarkan dan dibuang, tapi karena Santos dan mitranya berkomitmen untuk nol emisi dan operasi bersih tahun 2040 atau 2050, mereka akan mengubur CO2.
Hal ini akan melibatkan mengeluarkan CO2 dari gas Barossa di ladang gas alam cair (LNG) Darwin, kemudian memindahkan CO2 lewat pipa baru sepanjang 120 km, yang kemudian akan tersambung dengan pipa Bayu Undan yang sudah ada dan mengirim CO2 untuk injeksi di waduk Bayu Undan, 380 km jauhnya.
Mitra Korea Selatan Santos di Barossa, perusahaan energi SK E&S, di bawah tekanan dari pemodal Korea untuk memastikan proyek itu sudah terhubung dengan CCS.
Juru bicara untuk Bank Ekspor-Impor Korea mengatakan bank telah meminjamkan USD 195 juta untuk Barossa dan mempertimbangkan menambah USD 300 juta proyek pembiayaan.
CCS untuk proyek ini menjadi kriteria kunci yang akan dinilai sebelum pendanaan lebih jauh disediakan, seperti disampaikan juru bicara.
Importer LNG besar Jepang, JERA, yang dimiliki oleh Tokyo Electric Co dan Chubu Electric, pada April lalu menandatangani surat yang menyatakan niat membeli saham 12,5% di Barossa dari Santos tapi belum ada pembelian dilakukan.
Sumber yang dekat dengan negosiasi ini mengatakan ada keinginan kuat maju dengan CCS dan jika lanjut maka akan melibatkan kesepakatan berbagi ekonomi dengan Timor Leste.
(*)