Dia menuturkan, pernah datang ke sebuah daerah yang terdapat peristiwa dihapusnya mural.
Akibatnya, kondisinya menjadi gaduh karena dianggap dirinya mempersoalkan sampai ke daerah.
Padahal menurutnya, dia sudah biasa menerima kritik, fitnah maupun dihina.
"Urusan mural, oh urusan mural saja ngapain sih? Wong saya dihina, saya dimaki-maki, difitnah sudah biasa. Ada mural saja takut. Ngapain? Baca ini hati-hati," tegasnya.
"Ini kebebasan berpendapat. Tapi kalau menyebabkan ketertiban masyarakat di daerah menjadi terganggu, beda soal. Sehingga saya mengapresiasi dibalik oleh Kapolri membuat lomba mural dan saya kira hasilnya positif," ungkap Jokowi.
Dia pun menegaskan, jangan sampai setiap warga yang menyampaikan kritik lantas dipanggil.
Menurutnya, perlu dilihat apakah yang disampaikan mengganggu ketertiban atau tidak.
Apabila tidak, Jokowi meminta tak perlu ada pemanggilan.
"Kritik dipanggil. Mengkritik dipanggil. Kalau mengganggu ketertiban iya silahkan, tapi kalau enggak, jangan. karena kita sudah menyatakan ini negara demokrasi. Hormati kebebasan berpendapat dan serap aspirasinya," tambahnya.
(*)