Xanana sendiri sudah menjadi buruan Indonesia sejak 17 tahun lamanya.
Mengutip Majalah Commando edisi 04/X/2014, pada 31 Desember 1978, presiden dari partai garis keras penentang intergrasi Timor Timur ke Indonesia, Fretilin, Nicolau Lobato mati disambar timah panas TNI.
Ketika itu, tersisa Xanana Gusmao sebagai pemimpin Timor Timur.
Rakyat Timor Timur sendiri meyakini kemampuan Xanana Gusmao mampu pecundangi musuh, bak Pitung Betawi yang tak mudah dirobohkan.
Tapi TNI lebih hebat dari Xanana.
Ketika serangan kelompok bersenjata di Mercado Baucau pada 5 Oktober 1992 terjadi, seorang prajurit dari Yonif 315 gugur.
Senjata dari prajurit itu kemudian dirampas oleh musuh.
Serangan kelompok itu sendiri terjadi ketika pembangunan dalam rangka HUT TNI sedang berlangsung.
Dirampasnya senjata salah satu prajurit memberikan sinyal tanda bahaya terhadap Indonesia.
Satuan Tugas Pasukan Khusus (Satgaspassus-X) Kopassus merespon cepat sontak merespon cepat.