Dibawah pimpinan Letkol Inf Mahidin Simbolon, Satgaspassus-X mulai bergerak dengan kekuatan 8 perwira, 12 bintara dan dua tamtama.
Mereka melakukan operasi, dan berhasil menangkap seorang jaringan klandesten Baucau-Dili-Manatuto yang ambil bagian dalam penyerangan 5 0ktober 1992, yakni bernama Antonio Anacleto Sera.
Bermula dari penangkapan itu, pemburu Kopassus mendapat informasi mengenai adanya jaringan antara seorang mahasiswa Universitas Timor Timor bernama Fernando dan pengusaha Tionghoa Akuilong dengan Xanana Gusmao.
Menanggapi info tersebut, Letkol Simbolon bergegas membentuk operasi penyelidikan untuk memburu target.
Mereka mulai mencari keberadaan Xanana Gusmao dan menciduk satu per satu orang yang dicurigai sebagai Xanana.
Sulit bagi pemburu Kopassus untuk mengorek informasi lebih jauh mengenai keberadaan Xanana.
Tapi pada akhirnya, musuh membuka mulut.
Hasil interogasi kemudian membawa tim menemui orang kepercayaan Xanana yakni Paulo Alves yang berperan sebagai Pembuka Jalan saat mengawal pemimpin Fretilin.
Perburuan masih belum beruntung, tim menemui kendala karena Paulo lolos saat hendak digrebek pada 12 November 2021.