Usahanya tidak sia-sia. Kini Eki punya banyak pelanggan, sebagian besar dari Dubai, Turki dan Rusia.
"Paling akrab sama yang di Dubai. Sampai orangnya itu bilang, kamu ke sini saja, aku biayai, nanti kita kerja di sini," tutur pria yang menghabiskan masa SMA-nya di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto ini.
Kisah Eki di dunia crypto ternyata mengubah hidupnya dan keluarganya. "Alhamdulillah bisa beli 2 mobil, punya rumah, renovasi rumah orang tua, bayar utang orang tua Rp 700 juta," ujar mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur itu.
Eki mengaku orang tuanya kaget, mengingat ia hanyalah seorang mahasiswa, tapi mampu melunasi utang mereka yang menggunung akibat penipuan. "Orang tua sampai sujud syukur, nangis, nggak percaya," kenang Eki terharu.
"Pernah di rumah cuma ada mie dan telur untuk makan. Percaya nggak percaya, berasa mimpi ya dalam beberapa bulan saja Allah berikan hidup seperti ini," kata anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Namun jalan Eki tak selalu mulus. Ia bahkan sempat merugi Rp 500 juta hanya dalam dua hari. "Lumayan menguras mental. Sampai nggak bisa tidur, kuliah nggak fokus," katanya. Kini, rata-rata penghasilannya dari crypto Rp 300-500 juta per bulan.
Di balik kesuksesannya, Eki berterima kasih kepada teman-temannya yang mengenalkan ke dunia cryptocurrency. "Dulu, deposit saja aku nggak tahu caranya. Titip teman. Kalau nggak ada mereka, mungkin aku nggak ada di titik sekarang," katanya.
Kepada orang-orang di luar sana yang ingin berinvestasi cryptocurrency, Eki berpesan agar tak melupakan manajemen keuangan, mengingat besarnya risiko investasi ini.
"Jangan termakan FOMO sampai melupakan money management-nya. Kita harus tahu, risikonya juga tinggi. Setiap menit harga bisa berubah. Itu harus diantisipasi," pungkasnya.(*)
Source | : | Instagram,GridHot.ID |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar