"Satu-satunya alasan aku keluar dari fase 'bully' adlaah karena ketika saya berusia 15, aku lebih tinggi dari dia, jadi aku bisa membalas," kata Aron.
Sayangnya, menurut Aron, kedua orang tuanya seperti menutup mata dari aduan anak-anak mereka tentang sikap Habibie.
"Ayah, Ibu, aku tahu kalian tidak peduli ketika aku bilang aku dipukul setiap hari, tapi saya cukup. Dia butuh hukuman lebih dengan jalan apapun," tulis Aron dalam unggahannya.
Oleh karena itu sengaja Aron membuat video tersebut karena dia ingin memberikan bukti pada orang tuanya.
"Ini video roll bukan di Instagram ngerekamnya," tulis Aron menjelaskan.
"Segitu usahanya gua sampe videoin soalnya kalau cuma 'ngomong' gak bakalan dipercaya ama bokap nyokap, demi Allah," sambungnya.
Keputusan Aron untuk membagikan ceritanya tersebut mendapat dukungan dari netizen di akun media sosialnya.
"Kak..lapor polisi sj kak ...trus pindah rumah sejauh jauhnya dari sodaramu yg psicho itu .. membahayakan jiwa bgt itu sih," tulis @rusiannaikesetyastuti.
"Dengan lo speak up, lo udh nyelamatin nyawa org disekitar lo. Semoga mental lo dan keluarga cepat pulih dan sehat yaa, peluk jauh," tulis @dndanov21.
"Semangattt bang Aron. Semoga bang Aron lapang rejeki n bisa punya rumah sendiri. Jangan mau d pukulinn terus.. kadang dikatain saja g kuat apalagi dikasarin d pukul," tulis @niehijab.(*)