Mungkin Omicron tidak bisa menyebar lebih baik karena terbatasi oleh kemungkinan genetisnya.
Dengan cara yang sama zebra tidak berevolusi terkait mata di punggung mereka untuk menghindari predator, masuk akal jika SARS-CoV-2 tidak dapat mengambil mutasi yang diperlukan untuk mencapai kondisi maksimum karena mutasi-mutasi itu perlu terjadi secara sekaligus, dan terlalu kecil kemungkinannya untuk muncul.
Bahkan dalam sebuah skenario di mana Omicron adalah varian terbaik menyebar di antara manusia, varian-varian baru akan muncul untuk mengendalikan sistem imun manusia.
Baca Juga: Cobalah Introspeksi Diri, Berikut 5 Arti Kedutan di Jari Telunjuk Tangan Kanan Menurut Primbon Jawa
Setelah infeksi dengan virus apapun, sistem imun akan beradaptasi dengan membuat antibodi yang menempel di virus untuk menetralkannya, dan sel-T pembunuh akan menghancurkan sel yang terinfeksi.
Antibodi adalah bagian dari protein yang menempel pada bentuk molekul tertentu dari virus, dan sel-T pembunuh mengenali sel yang terinfeksi lewat bentuk molekulernya.
SARS-CoV-2 bisa merusak sistem imun dengan bermutasi sebanyak mungkin sampai bentuk molekulernya berubah melampaui yang mampu dikenali sistem imun.
Inilah mengapa Omicron tampaknya sangat sukses menginfeksi orang-orang dengan imunitas sebelumnya, entah dari vaksin atau infeksi dengan varian lain.
Mutasi-mutasi yang membuat protein puncak terikat dengan ACE2 dengan lebih kuat juga mengurangi kemampuan antibodi untuk terikat pada virus dan menetralkannya.
Data Pfizer menunjukkan jika sel-T seharusnya merespon dengan mirip kepada Omicron seperti halnya pada varian sebelumnya, yang sejalan dengan penelitian jika Omicron memiliki kefatalan lebih rendah di Afrika Selatan.
Prediksi masa depan