Gridhot.ID - Kasus pembunuhan memang selalu menyimpan misteri di baliknya.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, salah satu kasus yang sampai saat ini di Indonesia belum ketemu titik terangnya adalah kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Hampir mirip dengan kasus tersebut, kasus pembunhan yang satu ini juga sama menggegerkannya sampai jadi sorotan satu negara.
Dikutip Gridhot dari Sosok.ID dan Tribun Medan, seorang bocah perempuan bernama Fatima Cecilia Aldrighett Anton dinyatakan hilang pada 11 Februari 2020 lalu.
Disinyalir seorang wanita tak dikenal menculiknya.
Mirisnya, Fatima pulang ke rumah sudah dalam keadaan tak bernyawa terbungkus dalam kantong plastik.
Umur Fatima tujuh tahun.
Juru bicara Kejaksaan Mexico City (FGJCM), Ulises Lara, memastikan identitas jenazah kecil itu sesudah melakukan pemeriksaan genetik.
Hari Rabu (18/02) kepolisian berhasil menangkap sepasang pria dan wanita tersangka penyiksan dan pembunuhan ini setelah mendapat petunjuk dari warga.
Dijemput orang tak dikenal
Menurut media setempat, Fatima menunggu 20 menit saat ibunya yang seharusnya menjemput terjebak kemacetan lalu lintas.
Saat itulah ia dijemput seorang perempuan tak dikenal yang mengajaknya pergi.
Keluarga kemudian melaporkan ke polisi, tetapi pencarian baru bisa dilakukan apabila kehilangan sudah mencapai 24 jam.
Sesudah itu, beberapa hari keluarga, kepolisian dan warga sekitar mencari Fatima.
Sampai hari Sabtu, 15 Februari, warga di Tulyehualco di sebelah selatan Mexico City menemukan jenazah gadis kecil terbungkus kantong plastik sampah.
Sesudah diadakan pemeriksaan genetik, dipastikan bahwa itu adalah jenazah Fatima.
Rekaman CCTV
Tragedi yang menimpa terhadap Fatima dimulai ketika ia menunggu keluarganya untuk menjemputnya di luar sekolah tanggal 11 Februari ketika seorang perempuan mendekatinya.
Perempuan itu lalu menggandeng tangannya dan berdua mereka jalan.
Saat-saat ini terekam lewat kamera di ruang keamanan Secretariat of Citizen Security, yang diedarkan hari Senin (17/02).
Rekaman ini memperlihatkan perempuan dan seorang gadis kecil berjalan perlahan melalui beberapa ruas jalan.
Rute lengkap perjalanan tak bisa diketahui karena beberapa kamera di wilayah itu tidak berfungsi.
Polisi menemukan rumah yang dimasuki si perempuan dan Fatima. Penghuni rumah itu diinterogasi polisi.
Rekaman inilah petunjuk paling akhir tentang Fatima.
Penangkapan
Rekaman CCTV ini kemudian disebarkan oleh pihak berwenang, dan polisi akhirnya berhasil mengidentifikasi perempuan di dalam rekaman berkat petunjuk dari pemilik pondokan yang disewa oleh si perempuan.
Sebuah apartemen di Xochimilco, tak jauh dari lokasi kediaman Fatima kemudian dirazia oleh polisi.
Si tersangka telah meninggalkan apartemen tersebut, tetapi ada beberapa benda di sana yang menghubungkan dengan pembunuhan Fatima seperti foto, sepatu dan kaos Fatima serta pakaian yang digunakan tersangka pada saat penculikan terjadi.
Polisi sempat menawarkan hadiah dua juta peso (Rp1,4 miliar) bagi yang bisa memberi informasi kepada polisi mengenai tersangka yang diduga berusia antara 42-45 tahun itu.
Foto para tersangka kemudian diumumkan oleh pihak kejaksaan.
Rabu sekitar pukul 15 waktu setempat, polisi menggunakan drone untuk melakukan pencarian tersangka dan berhasil menemukan mereka, menurut laporan koran El Universal.
Wali Kota Meksiko City, Claudia Sheinbaum, memastikan penangkapan ini dalam cuitannya.
"Tersangka pelaku pembunuhan terhadap anak perempuan Fatima Cecilia [Aldrighett] ditahan di sebuah kota dekat negara bagian Meksiko berkat bantuan Garda Nasional," katanya.
Keadilan untuk Fatima
Peristiwa kriminal ini membuat marah warga Meksiko. Sejak minggu lalu, terjadi kampanye intensif untuk menemukan gadis kecil ini.
Tagar #Fatima dan #JusticiaparaFatima menjadi viral di Twitter, terutama sejak jenazah gadis ini ditemukan.
Ratusan unggahan muncul seiring kritik keras kepada pihak berwenang di ibu kota Meksiko ini.
Frustrasi karena lambat
Banyak yang mempertanyakan lambatnya Kejaksaan menangani kasus ini.
Pihak keluarga Fatima menyesalkan bahwa mereka harus menunggu 24 jam sebelum pencarian dilakukan.
Menurut keluarga, saat-saat menunggu itu lah saat yang sangat kritis.
"Jika mereka menerima laporan kami dan mendukung lebih awal, anakku mungkin masih hidup," kata ibunda Fatima, Magdalena Anton.
"Mereka tak menerima laporan di hari yang sama dengan hilangnya anak, dan kami harus menunggu hari berikutnya," katanya kepada media setempat.
Pejabat walikota Kota Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengatakan provost akan melakukan proses penyelidikan internal terhadap kejaksaan sehubungan kasus ini.
"Harus ada penyelidikan dan membuat segalanya jelas apa yang terjadi di awal kasus ini, serta membuat perubahan apabila diperlukan," katanya.
"Ia mungkin saja ditemukan hidup".
Menurut protokol di sekolah, sebenarnya jika seorang anak tak dijemput oleh keluarga yang diberi kewenangan, maka seharusnya anak itu diserahkan kepada pelayanan umum agar dijaga.
Keluarga Fatima berkeras bahwa peristiwa ini bisa dicegah.
(*)