Gridhot.ID - Virus Covid-19 varian Omicron telah terdeteksi sejak akhir November 2021.
Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan dan menjadi varian dominan di Amerika Serikat.
Varian Omicron kini menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di banyak negara, termasuk Indonesia.
Melansir laman CDC, varian B.1.1.529 atau Omicron lebih mudah menyebar daripada virus asli penyebab Covid-19 dan varian Delta.
Dihimbau agar siapapun yang sudah vaksin atau belum, selalu berhati-hati dengan virus varian Omicron.
Beberapa laporan ilmiah menyebutkan Omicron tidak menyebabkan penyakit parah, terutama bagi mereka yang sudah divaksinasi Covid-19 dan mendapatkan booster.
Kendati demikian, ada gejala utama yang sering dikeluhkan oleh pasien Omicron yaitu pusing dan sakit kepala.
Perlu diketahui bahwa pusing dan sakit atau nyeri kepala sebenarnya dua kondisi yang berbeda.
Menurut dokter umum yang tengah melakukan studi di Perancis, dr Lovira Ladieska, dalam dunia kedokteran pusing adalah kondisi saat ada sensasi berputar pada kepala, misalnya pada vertigo.
Sedangkan sakit kepala adalah munculnya rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di kepala.
"Jadi orang suka salah menginterpretasikan kalau pusing itu adalah nyeri kepala. Padahal sebenarnya, yang dimaksud dengan pusing adalah ketika ada perasaan berputar pada kepala," papar Lovira saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/2/2022) lalu.