GridHot.ID - Selain cocok dijadikan sebagai destinasi wisata alam dan kuliner, Daerah Istimewa Yogyakarta juga cocok dijadikan sebagai destinasi wisata religi saat Ramadhan tiba, pasalnya di daerah tersebut terdapat beberapa bukti sejarah agama Islam, salah satunya, masjid bersejarah.
Tentu, masjid bersejarah di Yogyakarta itu sangat cocok dikunjungi sebagai destinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba.
Pasalnya, para pengunjung yang berwisata religi ke masjid bersejarah yang ada di Yogyakarta saat bulan Ramadhan akan secara langsung melihat bukti perkembangan ajaran agama Islam di daerah tersebut.
Nah, salah satu masjid yang menyimpan banyak sejarah perkembangan agama Islam adalah Masjid Gedhe Mataram.
Masjid ikonik kota Yogyakarta ini telah dibangun sejak tahun 1587 M.
Sejarah pembangunannya pun tak bisa dilepaskan dari kekuasaan Kerajaan Mataram islam di wilayah Yogyakarta.
Lantas, bagaimana sejarah lengkap berdirinya masjid kuno ini?.
Sejarah Masjid Gedhe Mataram
Dikutip GridHot.ID dari Tribunnewswiki.com, Masjid ini dibangun oleh raja pertama Kerajaan Mataram Islam, Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati.
Dalam proses pembangunannya, masjid ini tidak hanya dikerjakan oleh orang Islam saja melainkan ada orang Hindu juga yang ikut serta.
Orang-orang Hindu tersebut merupakan orang yang bertemu dengan Ki Ageng Pamanahan, ayah dari Panembahan Senopati.
Kala itu, Ki Ageng Pamanahan sedang melakukan perjalanan untuk pindah dari Kerajaan Pajang ke Mataram.
Orang-orang Hindu tersebut setelah terlibat interaksi dengan Ki Ageng Pamanahan akhirnya memutuskan untuk ikut ke Mataram.
Orang-orang yang dibawa oleh Ki Ageng Pamanahan itu kemudian membantu dalam membangun pagar masjid.
Sedangkan orang-orang Islam membangun masjidnya.
Setelah bangunan ini jadi, Panembahan Senopati berpesan agar bangunan fisik dari Masjid Gedhe Mataram ini tidak boleh diubah kecuali roboh.
Benar saja, dari dahulu hingga masuk ke zaman modern, Masjid Gedhe Mataram ini tetap terjaga keasliannya.
Namun, pada tahun 1611 di masa Sultan Agung, bangunan masjid Gedhe Mataram ini ditambah dengan serambi dan halaman.
Nah, bagaimana arsitektur dan filosofi dari bangunan masjid ini?.
Arsitektur dan Filosofi Masjid Gedhe Mataram
Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com, secara keseluruhan, bangunan Masjid ini adalah akulturasi dari Jawa, Islam dan Hindu.
Salah satu corak Hindu yang ada di masjid ini ialah bagian gapura yang berbentuk pura hingga pagar tembok keliling.
Sedangkan, untuk arsitektur Jawanya tampak jelas di bagian bangunan Masjid.
Bangunan Masjid Gedhe Mataram ini cukup unik.
Pasalnya, di sekeliling Masjid sebelum masuk serambi, terdapat kolam ikan yang mengelilingi masjid.
Terdapat berbagai jenis ikan di kolam itu, mulai dari ikan bawal hingga mas.
Masjid Gedhe Mataram juga dikelilingi oleh berbagai jenis pohon rindang yang menyaput panas matahari, sehingga halaman masjid menjadi rindang.
Selain memiliki arsitektur unik, Masjid Gedhe Mataram Kotagede juga memiliki makna filosofis kuat.
Makna filosofis itu adalah Catur Gatra Tunggal, berarti empat wujud yang menjadi satu kesatuan, yakni keraton, masjid, alun-alun, dan pasar.
Setiap gatra memiliki makna berbeda.
Masjid adalah simbol Ketuhanan Yang Maha Esa.
Lalu, keraton adalah simbol dari kepemimpinan, pasar perwujudan dari keadilan dan kemakmuran.
Sedangkan, alun-alun bermakna demokrasi.
Makna gatra tersebut membuat keberadaan Masjid Gedhe Mataram ini sangat penting bagi Kasultanan Mataram.
Masjid yang dibangun untuk menyebarkan agama Islam di daerah selatan Jawa itu tentu sangat cocok untuk dijadikan tujuan berwisata religi.
Selain beribadah, pengunjung juga akan menilik langsung bukti sejarah peradaban Islam di daerah Yogyakarta.
Jadi, jangan lupa untuk berkunjung ke Masjid Gedhe Mataram ya jika kamu sedang berada di Yogyakarta! (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnewswiki.com |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar