Meningkatnya kadar endorfin tentu membuat mereka yang berpuasa lebih waspada, lebih bahagia dan berdampak pada kesehatan mental yang lebih baik.
Sebuah penelitian juga menunjukkan, bahwa manfaat kesehatan kemungkinan didapat dari peralihan metabolisme, di mana puasa memicu tubuh untuk mengalihkan sumber energinya dari glukosa menjadi lemak dan keton.
Produksi keton atau ketogenesis, dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres oksidatif dan peradangan, dengan efek menguntungkan bagi kesehatan dan penuaan.
Pola makan seimbang
Nah, untuk mendukung kesehatan tubuh, hindari makanan berminyak selama berpuasa. Memilih makanan yang dimasak dengan cara dipanggang atau direbus adalah yang terbaik.
Dr Mahroof mengatakan, sebenarnya pola makan selama puasa dengan pola makan sehari-hari di luar bulan Ramadhan tidak berbeda.
Yang harus diperhatikan adalah pola makan seimbang, dengan proporsi karbohidrat, lemak dan protein yang tepat.
Konsumsi berbagai makanan, termasuk banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan polong-polongan dengan warna berbeda.
"Sangat penting memenuhi kebutuhan serat, agar fungsi pencernaan tubuh tidak terganggu," ujarnya.
Selain itu, bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan, batasi asupan makanan penutup tinggi gula dan konsumsi karbohidrat olahan.
Terakhir, puasa bukan alasan untuk tidak berolahraga. Pilih waktu terbaik bagi Anda untuk berolahraga, misalnya sore hari menjelang buka puasa. Lakukanlah secara teratur untuk menjaga tubuh tetap fit dan sehat.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar